Belajar dari Kegagalan Yuk! Hindari 9 Alasan Artikel Ditolak

oleh

BANDUNG SENTRA PUBLIKASI INDONESIA

Dian Sa’adillah Maylawati, Ph.D., dosen Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UIN Sunan Gunung Djati Bandung menegaskan artikel yang baik bersumber dari penelitian yang baik.

“Belajar dari Penolakan” kalau kata Master Busro

Selalu ada beribu alasan menolak cinta, namun selalu ada berjuta cara untuk memperjuangkan cinta… eeeaaa… 🤭

Siapa disini yang ingin publikasi di Jurnal terakresitasi SINTA atau terindeks SCOPUS/WOS? Belajar dari kegagalan yuuu, karena kegagalan adalah guru terbaik. Sambil minum kopi dan mempersiapkan artikelnya, teman-teman perlu menghindari alasan-alasan yang biasanya terjadi ketika artikel kita ditolak oleh pengelola jurnal (baik editor maupun reviewer):

1. Out of scope. Alasan ini paling umum dan banyak terjadi saat artikel kita ditolak. Oleh karena itu, teman-teman perlu memperhatikan scope/tema/topik jurnal yang dituju. Biasanya ada di bagian Aim and Scope ya.

2. Ethical issue dan Plagiarism. Wah ini penting banget untuk diperhatikan sih, pembahasan etika publikasi bisa satu chapter sendiri, nanti Dian coba share juga ya. Pastikan artikel murni karya sendiri, tidak plagiat sebagian maupun keseluruhan. Hati-hati juga ada jenis self dan paraphase plagiarism lho! Pastikan pula tidak multi submit untuk artikel yang sama ke beberapa jurnal. Biasanya pengelola jurnal akan melakukan screening awal tingkat similaritas artikel kita (dapat menggunakan plagiarism checker seperti Turnitin), umumnya toleransi similaritas maksimal 20% (bergantung kebijakan jurnalnya sih)

3. Minim orisinalitas/ kebaruan. Nah nah orisinalitas/ kebaruan, posisi penelitian, research questions, dan kontribusi yang tertuang pada artikel harus jelas. Pastikan penelitian teman-teman memiliki orisinalitas dan kontribusi yang kita yaaa.

4. Tidak aware terhadap author guideline. Pengelola jurnal sudah memberikan petunjuk proses publikasi, mulai dari tata cara submit, petunjuk penulisan (template), proses review, hak cipta, hingga Article Processing Charge (APC) bila jurnal tersebut berbayar. Mbo ya diikuti petunjuknya dengan seksama ya temans.

5. Struktur penulisan artikel belum baik. Jelas alasan ini juga seringkali digunakan oleh para pengelola jurnal. Kalau pengelolanya baik hati biasanya struktur artikel masih diberi kesempatan untuk diperbaiki. Bagian ini akan Dian jelaskan satu per satu bagian lebih detail di kesempatan berikitnya ya. Mohon bersabar guys 😁🙏.

6. Language and spelling issue. Penolakan ini biasanya terjadi jika jurnal sasaran kita berskala internasional. Tapi jangan khawatir guys… Bahasa tidak menjadi alasan utama artikel kita ditolak, biasanya pihak jurnal akan meminta kita memperbaiki bahasanya dengan menggunakan proofreader profesional.

7. Konten visual tidak jelas. Nah ini juga penting. Gambar, grafik, dan tabel harus jelas. Tidak hanya dari resolusi/ kualitas gambar, tetapi utamanya setiap gambar dan visualisasi data memiliki makna dan mudah dipahami. Tidak perlu juga menyajikan tabel dan gambar sekaligus untuk informasi yang sebenarnya serupa. Hanya akan menambah halaman guys, hehe 🤭

8. Daftar referensi kurang dan out of date. Pentiiing nih, sering kali kebaruan penelitian kita secara praktis dapat dilihat dari daftar referensi yang kita miliki. Usahakan referensi tidak lebih dari 5 tahun terakhir dan 80% referensi tersebut berasal dari artikel yang terbit di jurnal yang kredibel (baik nasional maupun internasional), 20% lainnya boleh berasal dari sumber lain, seperti buku, portal berita, dan dokumen lainnya. Siapkan minimal 25 referensi ok.

9. Artikel tidak menarik. Ini sedih sih… Artikel kita dinilai tidak menarik untuk pembaca jurnal tersebut. Sebenarnya menarik atau tidaknya artikel terkait erat dengan orisinalitas, kebaruan, dan kontribusi penelitian. Pastikan masalah atau isu yang diangkat benar-benar sebuah masalah, bukan masalah yang dibuat-buat.

Penyebab-penyebab penolakan tersebut sebenarnya dapat kita hindari dengan memulai penelitian dengan data, proses, dan hasil yang baik. Karena artikel yang baik bersumber dari penelitian yang baik. Waaah bahasan tentang penelitian itu bisa jadi cerita panjang tersendiri, hehe 😁.

Prinsipnya guys… Research is FUN (Focus, Understandable, Novelty), Writing with SMART (Systematic, Memorable, Artistic, Readable, To-the-point), dan Publication is GREAT (Good, Reachable, Endless, Acknowledgement, Timeless). Karena “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian,” tutur Pramoedya Ananta Toer.

Semoga bermanfaat, stay tuned for the further sharing yaaa 🥰🙏