SENTRA PUBLIKASI INDONESIA-BANDUNG
Wahyudin Darmalaksana, Kelas Menulis Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Kadang masih didengar ada ungkapan begini “saya mau menulis jurnal.” Yang benar adalah “saya mau menulis artikel.”
Sebab, artikel dan jurnal berbeda. Artikel adalah karya ilmiah hasil pengkajian atau penelitian. Disebut artikel ilmiah. Jurnal adalah penerbitan untuk mempublikasikan artikel ilmiah. Disebut jurnal ilmiah. Jadi, jurnal ilmiah adalah wadahnya dan artikel ilmiah isinya.
Jurnal ilmiah ada beberapa kategori. Yakni, jurnal nasional, jurnal terakreditasi nasional, dan jurnal internasional. Tulisan ini akan membahas jurnal terakreditasi nasional.
Jurnal ilmiah disebut jurnal terakreditasi nasional bila pengelola jurnal mengajukan akreditasi melalui laman Arjuna (Akreditasi Jurnal Nasional). Sampai jurnal tersebut lolos terakreditasi nasional.
Jurnal terakreditasi nasional memiliki peringkat didasarkan urutan Sinta (Science and Technology Index). Yaitu, Sinta 1, Sinta 2, Sinta 3, Sinta 4, Sinta 5, dan Sinta 6. Jurnal terakreditasi nasional Sinta 1 setara dengan jurnal internasional bereputasi global.
Berdasarkan laman Sinta, total jurnal terakreditasi nasional sebanyak 7.403 jurnal sampai tanggal 19 September 2022. Sinta 1 sebanyak 122 jurnal, Sinta 2 sebanyak 975 jurnal, Sinta 3 sebanyak 1.368 jurnal, Sinta 4 sebanyak 2.538 jurnal, Sinta 5 sebanyak 2.094 jurnal, dan Sinta 6 sebanyak 305 jurnal.
Sejumlah pendidikan tinggi menerapkan kebijakan bahwa mahasiswa dapat mengajukan tugas akhir untuk memperoleh gelar sarjana dalam bentuk artikel ilmiah. Pada umumnya pendidikan tinggi menerapkan peraturan bahwa artikel ilmiah untuk memperoleh gelar sarjana tersebut sekurang-kurangnya terbit di jurnal terakreditasi nasional minimal Sinta 4.
Nah, bagaimana artikel ilmiah bisa tembus jurnal terakreditasi nasional minimal Sinta 4. Pertama, gunakan modul penulisan artikel ilmiah sebagai acuan. Kedua, lakukan konsultasi substansi isi pada pembimbing. Ketiga, kirimkan naskah artikel ke jurnal ilmiah dengan scope (lingkup) keilmuan yang relevan.
Berapa lama naskah artikel ilmiah akan mendapat respon dari editor jurnal. Tentu rentang waktunya relatif karena jumlah terbitan per jurnal per tahun berbeda-beda. Di antaranya per tahun ada yang 2 kali terbitan, 3 kali terbitan, dan 4 kali terbitan. Setiap terbitan minimal 5 artikel ilmiah.
Sebab, artikel dan jurnal berbeda. Artikel adalah karya ilmiah hasil pengkajian atau penelitian. Disebut artikel ilmiah. Jurnal adalah penerbitan untuk mempublikasikan artikel ilmiah. Disebut jurnal ilmiah. Jadi, jurnal ilmiah adalah wadahnya dan artikel ilmiah isinya.
Jurnal ilmiah ada beberapa kategori. Yakni, jurnal nasional, jurnal terakreditasi nasional, dan jurnal internasional. Tulisan ini akan membahas jurnal terakreditasi nasional.
Jurnal ilmiah disebut jurnal terakreditasi nasional bila pengelola jurnal mengajukan akreditasi melalui laman Arjuna (Akreditasi Jurnal Nasional). Sampai jurnal tersebut lolos terakreditasi nasional.
Jurnal terakreditasi nasional memiliki peringkat didasarkan urutan Sinta (Science and Technology Index). Yaitu, Sinta 1, Sinta 2, Sinta 3, Sinta 4, Sinta 5, dan Sinta 6. Jurnal terakreditasi nasional Sinta 1 setara dengan jurnal internasional bereputasi global.
Berdasarkan laman Sinta, total jurnal terakreditasi nasional sebanyak 7.403 jurnal sampai tanggal 19 September 2022. Sinta 1 sebanyak 122 jurnal, Sinta 2 sebanyak 975 jurnal, Sinta 3 sebanyak 1.368 jurnal, Sinta 4 sebanyak 2.538 jurnal, Sinta 5 sebanyak 2.094 jurnal, dan Sinta 6 sebanyak 305 jurnal.
Sejumlah pendidikan tinggi menerapkan kebijakan bahwa mahasiswa dapat mengajukan tugas akhir untuk memperoleh gelar sarjana dalam bentuk artikel ilmiah. Pada umumnya pendidikan tinggi menerapkan peraturan bahwa artikel ilmiah untuk memperoleh gelar sarjana tersebut sekurang-kurangnya terbit di jurnal terakreditasi nasional minimal Sinta 4.
Nah, bagaimana artikel ilmiah bisa tembus jurnal terakreditasi nasional minimal Sinta 4. Pertama, gunakan modul penulisan artikel ilmiah sebagai acuan. Kedua, lakukan konsultasi substansi isi pada pembimbing. Ketiga, kirimkan naskah artikel ke jurnal ilmiah dengan scope (lingkup) keilmuan yang relevan.
Berapa lama naskah artikel ilmiah akan mendapat respon dari editor jurnal. Tentu rentang waktunya relatif karena jumlah terbitan per jurnal per tahun berbeda-beda. Di antaranya per tahun ada yang 2 kali terbitan, 3 kali terbitan, dan 4 kali terbitan. Setiap terbitan minimal 5 artikel ilmiah.
Jurnal ilmiah yang terbit secara reguler kadang menerima banyak kiriman naskah artikel ilmiah. Akibatnya, hal ini menimbulkan antrian yang cukup panjang untuk penerbitan artikel ilmiah. Inilah biasanya yang membuat waktu penerbitan artikel ilmiah cukup lama.
Hal yang harus diperhatikan adalah tidak semua editor jurnal menerima atau meloloskan naskah artikel yang dikirim oleh penulis. Peran utama editor jurnal adalah menolak atau menerima naskah artikel bagi kepentingan penerbitan.
Mengapa editor jurnal menolak naskah artikel. Kenyataan ini biasanya disebabkan oleh banyak hal. Pertama, naskah artikel tidak sesuai dengan template jurnal. Kedua, pembahasan materi artikel tidak ada kebaruan (novelty) dan tidak original.
Akan tetapi, penolakan artikel ilmiah biasanya bukan disebabkan substans isi tidak mendalam, terlebih bila penulisan telah sesuai template jurnal. Penolakan terjadi biasanya topik atau tema pembahasan tidak relevan dengan lingkup jurnal. Solusinya adalah penulis harus mencari jurnal lain yang relevan.
Oleh karena itu, mahasiswa yang memilih tugas akhir dalam bentuk artikel ilmiah hendaknya menyiapkan segalanya. Pertama, konsultasi tentang topik atau tema dengan pembimbing. Kedua, menyiapkan proposal penelitian untuk persetujuan seminar proposal.
Ketiga, buatlah schedule (jadwal) mulai pembuatan proposal, pelaksanaan penelitian, bimbingan, pengiriman naskah artikel ke jurnal ilmiah untuk memperoleh Letter of Acceptance (LoA), mengikuti sidang artikel ilmiah, dan melakukan penyempurnaan artikel serta pengiriman ulang ke jurnal ilmiah.
Sudah banyak pengalaman bahwa mahasiswa tembus di jurnal terakreditasi nasional. Bahkan di ataranya tembus Sinta 2 dan banyak yang terbit di Sinta 3 dan Sinta 4. Jadi, sebaiknya sharing pengalaman dengan teman-teman yang pernah berhasil terbit.
Mahasiswa menembus jurnal terakreditasi nasional pasti bisa. Asal ada kemauan kuat untuk hal itu. Hal yang paling utama adalah manajemen waktu yang mencakup strategi serta konsultasi sejak sekarang.