Yuk Kenali Apa itu Jurnal Predator dan Ciri-ciri Predator Jurnal Ilmiah

oleh

SPI-JAKARTA

Saat ini, banyak mahasiswa dan dosen yang dituntut untuk melakukan mempublikasikan karya ilmiah yang sudah dibuatnya pada sebuah jurnal ilmiah internasional.

Bagi sebagian mahasiswa, melakukan publikasi karya ilmiah di jurnal internasional menjadi salah satu syarat kelulusan. Sedangkan, bagi para dosen mempublikasikan karya ilmiah di jurnal internasional menjadi salah satu syarat untuk naik pangkat.

Namun, di tengah tuntutan untuk melakukan publikasi karya ilmiah dalam sebuah jurnal internasional, para mahasiswa dan dosen harus berhati-hati dengan jurnal predator.

Apa itu Jurnal Predator
Mengutip laman Kemendikbud Ristek, disebutkan bahwa jurnal predator adalah sebuah jurnal internasional yang dalam proses untuk menerbitkannya tidak melalui proses review dan tidak melalui proses penyuntingan dengan baik dan benar.

Jurnal ini seringkali memangsa para penulis dengan cara membebankan biaya publikasi dan berjanji manuskrip akan diterbitkan segera.

Melansir laman PSDK UGM, disebutkan bahwa kabar mengenai jurnal predator sudah sejak lama beredar luas. Dua pengendus utama dari jurnal predator adalah Beall’s List dan Cabell’s International. Beall’s List dikelola oleh Jeffrey Beall dan ia banyak merilis dafatr jurnal predator di seluruh dunia.

Bahkan, ia pernah mendapat ancaman dari banyak penerbit karena memasukan nama jurnal mereka ke dalam jurnal predator. Sedangkan, Cabell’s International dikelola oleh David W.E Cabell dan memiliki fungsi sama dengan Beall’s List, yaitu membuat daftar juranl predator.

Ciri-Ciri Jurnal Predator
Berikut ini adalah ciri-ciri jurnal predator, dikutip dari laman Pengembangan Akademik UII:

  • Peer review yang minim
  • Memiliki biaya penerbitan yang mahal
  • Editorail board yang mencurigakan
  • Sering terbit dan dalam satu kali terbit memuat banyak artikel
  • Memiliki kemiripan nama dengan nama jurnal yang sudah bereputasi
  • Terdapat banyak kesalahan penulisan dalam jurnal, baik typo, cara pengutipan, kesalahan gramatikal, hingga substansi tulisan
  • Proses penyuntingan terkesan tidak profesional
  • Isi jurnal ilmiah tidak sesuai dengan cakupannya dan memuat banyak disiplin ilmu.