Menu

Mode Gelap

Agama · 10 Feb 2022 13:34 WIB

Tidak Sah! MUI Tegaskan Ibadah Haji Pakai Metaverse

Avatar badge-check

Editor


 Tidak Sah! MUI Tegaskan Ibadah Haji Pakai Metaverse Perbesar

(JAKARTA-SPI)-Ibadah haji di Metaverse menuai polemik di masyarakat. Apa itu Metaverse? Bagaimana Majelis Ulama Indonesia (MUI) memandang ibadah haji di Metaverse?

Pada Desember tahun lalu, Arab Saudi telah menghadirkan hajar aswad, sebuah batu hitam yang terletak di tenggara Kabah, di dalam metaverse. Secara sederhana, metaverse adalah sebuah ruang virtual yang memanfaatkan teknologi virtual reality (VR) dan augmented reality (AR) yang memungkinkan semua orang untuk berkumpul dan berinteraksi.

Ketua Presidensi Dua Masjid Suci Sheikh Abdul Rahman al-Sudais menjadi orang pertama yang mencoba teknologi bernama “Virtual Black Stone Initiative” itu. “Arab Saudi memiliki situs keagamaan dan sejarah besar yang harus kita digitalkan dan komunikasikan kepada semua orang melalui sarana teknologi terbaru,” kata Sheikh al-Sudais, dikutip dari Middle East Eye.

Inisiatif ini memicu perdebatan umat Islam di media sosial. Beberapa pengguna menyebut teknologi VR ini justru merusak agama. Sementara pengguna media sosial lainnya mempertanyakan kemungkinan berhaji melalui metaverse dengan cara mengelilingi Kabah secara virtual.

Penjelasan MUI terkait ibadah haji di Metaverse

Ketua Bidang Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Asrorun Niam Sholeh mengatakan, pelaksanaan ibadah haji dengan mengunjungi Kabah secara virtual di Metaverse tidak memenuhi syarat. Sebab, aktifitas ibadah haji merupakan ibadah mahdlah yang tata cara pelaksanaannya sudah ditentukan.

“Haji itu merupakan ibadah mahdlah, besifat dogmatik, yang tata cara pelaksanaannya atas dasar apa yang sudah dicontohkan oleh Nabi SAW,” kata Niam.

Menurutnya, ada beberapa ritual dalam haji yang membutuhkan kehadiran fisik dan terkait dengan tempat tertentu, seperti thawaf. Ia menjelaskan, tata cara thawaf adalah mengelilingi Kabah sebanyak tujuh kali putaran dimulai dari sudut hajar aswad (secara fisik) dengan posisi Kabah berada di sebelah kiri jemaah. “Manasik haji dan umrah tidak bisa dilaksanakan dalam hati, dalam angan-angan, atau secara virtual, atau dilaksanakan dengan cara mengelilingi gambar Kabah atau replika Kabah,” jelas dia.

Manfaat hajar aswad di Metaverse

Niam menuturkan, platform hajar aswad di Metaverse untuk kunjungan Kabah secara virtual. Hal ini bisa dimanfaatkan untuk mengenali lokasi yang dijadikan tempat pelaksanaan ibadah haji.

Menurutnya, kunjungan virtual hajar aswad di Metaverse juga bisa dilakukan untuk persiapan pelaksanaan ibadah atau biasa disebut sebagai latihan manasik haji atau umrah. “Kunjungan ke Kabah secara virtual bisa dioptimalkan untuk explore dan mengenali lebih dekat, dengan 5 dimensi, agar ada pengetahuan yang utuh dan memadai sebelum pelaksanaan ibadah,” ujarnya.

Bagi Niam, ini merupakan bagian dari inovasi teknologi yang perlu disikapi secara proporsional. “Teknologi yang mendorong pemudahan, tapi pada saat yang sama harus faham, tidak semua aktifitas ibadah bisa digantikan dengan teknologi,” tutupnya.

Itulah penjelasan tentang keberadaan hajar aswad di Metaverse. Jadi, tidak perlu diperdebatkan lagi ya!

Artikel ini telah dibaca 6 kali

Baca Lainnya

Alhamdulillah! Muslihah, Hafizah Asal Indonesia Sabet Juara 3 MTQ Internasional di Dubai

25 September 2023 - 15:08 WIB

Kajian BISIKAN UIN Bandung: Seni Mencintai Diri yang Islami

22 September 2023 - 18:30 WIB

7 Pelatihan Baru di MOOC Pintar Kemenag buat Guru. Catat Waktunya

16 September 2023 - 08:23 WIB

Saatnya Prioritaskan Translasi Karya Akademik untuk World Class University

14 September 2023 - 20:22 WIB

Top! 2 Lulusan UIN Bandung Jadi Imam Masjid di New York

8 September 2023 - 17:03 WIB

Begini Cara Takzim kepada Dosen Biar Berkah Ilmunya

1 September 2023 - 14:07 WIB

Trending di Agama