Wahyudin Darmalaksana, Kelas Menulis UIN Sunan Gunung Djati Bandung
SPI-BANDUNG
Bagiku esok sangat bermakna. Sebab, pasti dijumpai hal-hal baru yang bukan kemarin. Meskipun hari-hari seperti berlangsung sama saja, namun jelas berbeda.
Di esok hari yang sudah pasti usia bertambah. Walaupun matahari dan malam seperti kemarin, begitu bertambah hari umur terus berkurang. Sesungguhnya apa yang kucari, kebahagiaan? Kebahagiaan tidak perlu dicari karena ia telah ada di dalam diri yang ditiupkan Tuhan sejak azali.
Hanya kadang tertutup seperti gumpalan awan yang menyelimuti matahari. Kebermaknaanlah hal yang kuperjuangkan esok dengan penuh semangat. Hari-hariku harus penuh makna yaitu nilai-nilai esensial yang bertebaran di mana-mana. Tujuan hidup ini sudah pasti giliran memastikan nilai tumbuh dalam aktivitas sehari-hari. Sehingga tujuan dan cita-cita dicapai dengan nilai-nilai itu.
Lelah iya tetapi semesta raya memberikan energi yang dahsyat untuk mengisi tenaga ini yang terkuras. Tetapi ku harus pandai membaca isyarat dan tanda-tanda. Karena tidak seluruh rencana yang telah disiapkan dengan matang dapat terlaksana sehingga butuhkan strategi yang berubah-ubah sesuai kondisi. Isyarat dan tanda-tanda sangat berperan besar untuk mengatur strategi. Itu saja tidak cukup tetapi dibutuhkan ilham. Ilham dari Tuhan yang turun ke dalam lubuk jiwa.
Dengan begitu setiap langkah menjadi terjaga dan terbimbing. Nilai bersama dan tujuan bersama itu yang paling utama. Di antara kita akan memberikan makna yang berfaedah untuk tujuan bersama.
Jika kita mengupayakan 10 pulau maka akan dimulai dengan mencapai satu pulau. Pasti ada dinamika, tenaga, keringat, dan waktu. Satu pun tidak boleh ada yang tertinggal. Semua harus tiba di tujuan. Saling bahu-membahu, saling melengkapi, dan saling menguatkan. Semua memastikan nilai inti berlangsung dalam menggapai tujuan sehingga hari-hari terasa bermakna. Itulah sebabnya ku selalu menyambut hari esok.