Potret dan Prospek Penelitian Perguruan Tinggi Keagamaan Islam

oleh

SENTRA PUBLIKASI INDONESIA-JAKARTA

Tatang Muttaqin, Alumni Pesantren Tarogong Garut dan peserta Executive Education di Harvard Kennedy School of Government

Dalam rangka menumbuhkan tradisi penelitian yang berkualitas, Kementerian Agama Direktorat Pendidikan Tinggi Islam Kementerian Agama menyelenggarakan kegiatan The 2nd Biannual Conference on Research Results (BCRR) pada tanggal 25-26 November 2022 dengan tuan rumah IAIN Sultan Amai Gorontalo. Pemberian beragam kategori penghargaan tersebut disamping mengapresiasi dan mempromosikan beragam kategori penelitian yang menonjol dan berkualitas sekaligus menstimulasi tradisi penelitian berkualitas di perguruan tinggi keagamaan Islam (PTKI).

The 2nd Biannual Conference on Research Results (BCRR) merupakan kegiatan nasional dua tahunan yang rutin dilaksanakan untuk memberikan penghargaan atas hasil penelitian yang terbaik yang merupakan riset yang berasal dari berbagai sumber pembiayaan seperti bantuan operasional perguruan tinggi negeri (BOPTN) Penelitian dan/atau penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang diperoleh perguruan tinggi keagamaan Islam negeri (PTKIN) yang telah menerapkan tata kelola Badan Layanan Umum (BLU), serta penelitian penyelesaian studi seperti: skripsi, tesis, dan disertasi yang dihasilkan oleh PTKI baik, negeri maupun swasta.

Kegiatan kompetisi yang dilaksanakan di IAIN Sultan Amai Goronralo pada tanggal 25-27 November ini merupakan acara puncak penyelenggaraan The 2nd Biannual Conference on Research Results (BCRR) tahun 2022 yang mengusung tema “Meneguhkan Peran PTKI sebagai Kampus Berbasis Riset Menuju Indonesia Maju Tahun 2045.” Penelitian yang dikompetisikan mencakup 4 (empat) rumpun ilmu: (1) Studi Islam (tafaqquh fiddin); (2) Sosial humaniora, (3) Sains dan teknologi, dan (4) Integrasi Ilmu. Keempat kategori rumpun ilmu tersebut dipilah untuk dinilai berdasarkan beberapa indikator utama, yaitu: inovasi, kebaruan (novelty), teori dan metodologi, kualitas penerbitan yang ditunjukkan publikasi jurnal bereputasi, dan nilai kemanfaatan bagi pengembangan keilmuan dan masyarakat.

Pada acara puncak BCRR yang diselenggarakan di Gorontalo ini, telah ditetapkan 44 nominee yang terpilih melalui seleksi tahapan sebelumnya. Berdasarkan jenisnya, terdapat 9 riset disertasi, 11 riset tesis, 12 riset skripsi, dan 12 penelitian. Para nominee diberikan kesempatan untuk memaparkan hasil penelitiannya dan dinilai oleh para reviewer dari Kementerian Agama, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas.

Selanjutnya dilakukan serangkaian kegiatan yang dimulai dari pemaparan hasil penelitian oleh masing-masing nominee yang dibagi menjadi 2 sesi, yaitu: sesi pagi dan siang. Dalam setiap sesi terdapat 4 reviewer yang memberikan tanggapan dan pertanyaan serta memberikan penilaian terhadap isi paparan dan tanggapan dari para nominee. Secara teknis, nominee mendapat kesempatan untuk memaparkan hasil riset secara singkat dan padat, lalu dilakukan tanya jawab dengan para reviewer.

Setelah sesi pemaparan, dilakukan penilaian oleh tim reviewer yang terdiri dari delapan orang dengan indikator penilaian yang sudah ditetapkan dan terstandar merujuk pada buku panduan kegiatan BCRR ini. Berdasarkan hasil penilaian, ditetapkan peraih penelitian terbaik tingkat nasional The 2nd Biannual Conference on Research Results (BCRR) untuk setiap kategori penelitian pada tiap rumpun ilmu. Secara kumulatif, para peneliti dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menjadi pemeroleh peringkat terbaik terbanyak dengan lima raihan, yaitu 4 peringkat pertama dan 1 peringkat ketiga. Lalu disusul oleh UIN Sunan Ampel Surabaya dengan 6 raihan juara, satu peringkat pertama dan lima peringkat kedua, dan UIN Maulana Malik Ibrahim dengan meraih tiga juara, terdiri dari: 2 peringkat pertama dan 1 peringkat ketiga.

Sebagai kegiatan apresiasi yang relatif baru, Biannual Conference on Research Results (BCRR) yang kedua ini diharapkan mampu memetakan capaian hasil penelitian di PTKI sekaligus memberikan masukan dan evaluasi untuk penajaman penelitian selanjutnya. Di samping itu, Biannual Conference on Research Results (BCRR) juga menjadi ajang promosi hasil-hasil penelitian di PTKI yang berkualitas dan sebagian bisa ditindaklanjuti untuk menjadi sebuah invensi dan inovasi yang akan bermanfaat luas untuk masyarakat.

Apresiasi dari Anggota Dewan Pengarah BRIN, Prof. Marsudi W. Kisworo yang menjadi reviewer untuk Bidang Sains dan Teknologi untuk dua topik yang penelitiannya cukup maju. Pertama, hasil penelitian bertajuk “Penyiapan Material Komposit Carbon Quantum Dots (CQDs) Terimpregnasi TiO2 sebagai Modifier Sensor Pendeteksi Ion Pb2+” yang dipaparkan oleh peneliti dari IAIN Kendari, Zul Arham yang menjadi juara pertama Bidang Saintek, menurut Prof. Marsudi layak dilanjutkan dan diajukan ke Badan Riset Inovasi Nasional untuk mencapai tahapan riset yang lebih dalam agar mencapai tingkat kesiapan teknologi (TKT) yang lebih tinggi. Di samping topiknya yang relevan dan berpotensi memberikan solusi teknologi sensor pendeteksi Ion Pb2+ juga secara keilmuan telah teruji (scientifically proven) terbukti telah lolos dipublikasi di dua Jurnal International Bereputasi Quartile 1 (Q1). Dengan kolaborasi dan uji coba di berbagai infrastruktur riset yang dimiliki BRIN, maka hasil penelitiannya bisa lebih aplikatif dan berpeluang untuk dikomersialisasikan.

Kedua, penelitian bertema “Biosintesis Nanopartikel MgO Menggunakan Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera) dan Uji Aktivitas Antibakteri terhadap Escherchia coli dan Staphylococcus aureus” yang merupakan hasil kolaborasi Hanif Amrulloh ZA dan Awalul Fatiqin dari Institut Agama Islam Ma’arif NU (IAIM NU) Metro Lampung ini, menurut Anggota Dewan Pengarah BRIN juga layak untuk dipertajam dan perdalam dengan diusulkan untuk menjadi topik riset yang tersedia di organisasi riset BRIN sehingga dapat diujicobakan dan menjadi inovasi yang layak dikerja samakan dengan industri.

Selanjutnya, penelitian pasacasarjana yang dilakukan Lil Hanifah bertopik “Aktivitas Antikanker Ekstrak Daun Kesambi (Scheichera oleosa) terhadap Sel Hepar Tikus (Rattus norvegicus) yang Diinduksi (7,12-Dimethylbenz(α)antrasena) (DMBA) secara In Vitro” sebagai Juara Pertama cukup menarik perhatian. Penelitian pascasarjana magister di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang punya potensi untuk dikembangkan dan dipertajam menjadi penelitian lanjutan yang cukup prospektif.

Di samping penelitian Saintek, beberapa penelitian pasacasarjana yang mengemuka juga relevan dengan isu terkini,seperti SDGs. Tesis Syarifah Isnaini di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang bertajuk ”Partisipasi Publik Perempuan Jamaah Tabligh di Desa Temboro, Jawa Timur UIN” juga sangat menarik dan menjadi gambaran pemetaan untuk kebijakan. Demikian halnya, Tesis Dinar Bela Ayu Naj’ma di UIN Raden Mas Said Surakarta terkait “Pelaksanaan Pembelajaran Unggul di Pesantren Lansia Nurul Iman Kabupaten Karanganyar” juga sangat relevan dan rekomendasinya dapat menjadi rujukan untuk kebijakan terkait penduduk lansia yang akan menjadi trending saat Indonesia mulai memasuki penuaan masyarakat (Aging Society). Fakta-fakta tersebut menyiratkan bahwa kehadiran Biannual Conference on Research Results berpotensi untuk menjadi pemantik penelitian yang relevan dan kontekstual di perguruan tinggi yang berada di bawah koordinasi Kementerian Agama.