Meluruskan Arah Pendidikan

oleh

Orang tua kita dulu tidak pernah mengenyam sampai pendidikan tinggi tetapi memiliki akhlak yang luar biasa, dan berhasil menjadikan anak-anaknya sukses sampai ke pendidikan tinggi bahkan ada yang menjadi ulama, birokrat, pengusaha sukses yang memiliki kekayaan yang luar biasa.

Tetapi pertanyaannya adalah apa yang sudah kita perbuat buat kedua orangtua kita? Sekarang orang mengenyam pendidikan tinggi tetapi tidak sedikit yang melacurkan idealismenya hanya untuk berburu jabatan walaupun harus dengan cara menabrak aturan-aturan hukum dan moral.

Orientasi pendidikan pun tidak diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia supaya bisa selamat dunia akhirat dan bahagia, melainkan diorientasikan untuk mendapatkan jabatan akademik tinggi serta popularitas, itu memang tidak salah, tetapi kalau itu menjadi prioritas utama maka sama saja membelokkan arah pendidikan bangsa indonesia untuk mencerdaskan anak bangsa.

Kalau saya mengunakan prespektif Al-Quran bahwa ayat yang pertama kali diturunkan adalah ” QRA” IQRA disini salah satunya adalah membaca dan menulis. Perintah Allah sangat jelas supaya hamba-hambanya bisa membaca dalam rangka memakmurkan alam semesta.

Tetapi yang terjadi tidak sedikit yang rusak moralitasmya, melakukan tindakan korupsi, melakukan penyalahgunaan wewenang, tidak amanah, melakukan penyuapan supaya segalanya bisa menjadi mudah. Rangking akreditasi pun menjadi misi utama yang tidak dibarengi dengan perbaikan kualitas moral. Berburu jabatan tidak dibarengi dengan kualitas moral hanya akan melahirkan manusia yang hampa dan tidak terarah.

Popularitas menjadi kebanggan paling di dewa-dewakan tetapi minim prestasi yang bisa diberikan kepada bangsa, negara dan umat. Apa yang sedang kita cari dalam pendidikan sebenarnya? Kalau tidak mendapatkan akreditasi yang tinggi seolah menjadi lonceng kematian. Lonceng kematian pendidikan kita kalau moralitasnya sudah rusak. apa artinya rangking akreditasi tinggi tapi moralitas tidak dijaga dengan baik.

Pendidikan itu bukan soal mercuar kampusnya megah, karena itu hanya berbentuk bangunan yang bisa saja besok akan runtuh, tetapi fondasi moralitas dan kualitas pendidikan harus terus dipupuk dan dirawat dengan baik. Begitu banyak orang terdahulu cerdas, pintar, kaya raya dan akhlaknya baik serta ibadahnya kuat, jauh dari haus pujian dan popularitas.

Mari niatkan menuntut ilmu sebagai ladang ibadah dan menebarkan kebaikan serta mendapatkan keselamatan dunia akhirat, biarkan diluar itu sebagai sebuah bonus atas kinerja yang telah dilakukan.

Mamat Muhammad Bajri, M.Ag | Ketua Prodi Ilmu Al-Quran dan Tafsir Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Muhajirin Purwakarta.