MADURA SENTRA PUBLIKASI INDONESIA — Setelah empat tahun terakhir berada dalam radar indeksasi Scopus, Jurnal Al-Ihkam IAIN Madura kembali menunjukkan reputasinya sebagai jurnal internasional bereputasi. Itu ditandai dengan bertahannya jurnal tersebut pada deretan Quartile-1 Scopus. Tak hanya bertahan, rilis terakhir SJR (Scimago Journal Rank) Sabtu (20/4/2024) menunjukkan progress signifikan di mana Q-1 Al-Ihkam yang awalnya berada pada satu subject bertambah menjadi 4 meliputi philosophy, religious studies, law, serta art and humanities.
Di antara keempatnya, bidang filsafat menyumbang perolehan cite score (jumlah sitasi) tertinggi dalam 3 tahun terakhir. Ini menjadikan Al-Ihkam sebagai jurnal terbaik kedua di Asia dalam subjek tersebut. Selanjutnya adalah peringkat ketiga bidang art and humanities, kelima dalam subjek law, dan keenam dalam religious studies. Quartile-1 tersebut, menurut Prof. Dr. Erie Hariyanto, editor in chief Al-Ihkam, menunjukkan bahwa jurnalnya berada di deretan teratas jurnal-jurnal terbaik tingkat dunia. “Quartile itu sama dengan peringkat. Setelah peringkat 1, ada jurnal-jurnal Q-2 yng menempati urutan 25% teratas kedua, Q-3, lalu Q-4,” terangnya.
Meski demikian, menurut Siti Mutrofin, dosen UNTAG Surabaya yang kerap disebut sebagai mentor indeksasi Scopus, sitasi yang dijadikan tolak ukur dalam penentuan quartile ini bukanlah sembarang sitasi. Sitasi yang dimaksud adalah sitasi dari jurnal atau buku dari penerbit berkualitas dan sesuai subject area. Ia menambahkan bahwa titik tekan perhitungan sitasi dalam sistem kerja SJR bukanlah kuantitas, melainkan kualitas. Selain itu, menurutnya, jumlah artikel yang diterbitkan dan referensi-referensi yang digunakan di dalamnya juga menjadi pertimbangan lain.
Sementara itu, Rektor IAIN Madura, Dr. Saiful Hadi, M.Pd, menyatakan apresiasi setinggi-tingginya atas capaian tersebut. Ia berharap ini akan berdampak positif secara menyeluruh dan berjangka panjang terhadap iklim penelitian dan publikasi di IAIN Madura. “Semoga Al-Ihkam semakin gayeng dan berdampak luas terhadap ghirah penelitian dan publikasi di kampus,” ungkap Rektor.
Ketika ditanya indikatornya, Saiful Hadi menyebut semakin banyaknya jurnal di IAIN Madura yang masuk dalam indeksasi internasional, publikasi karya ilmiah para dosen dan tendik di level internasional, serta naiknya peringkat kampus dalam SINTA, Scopus, WoS, dan pengindeks bergengsi lain. “IAIN Madura berusaha cerdas mendorong pengelola jurnal yang lain untuk segera naik kelas dari klasifikasi Sinta yang ditetapkan pemerintah, utamanya Karsa, Tadris, Islamuna, Okara atau yang lainnya,” tegas Beliau.
Di akhir wawancara, Erie menambahkan bahwa hingga saat ini, Al-Ihkam mempublikasikan 12 artikel untuk tiap edisi (Juni dan Desember) dengan spesifikasi kajian pada hukum Islam dan pranata sosial, utamanya yang bersifat particularities/kekhasan dari berbagai daerah. “Di tengah semakin semaraknya effort Kementrian Agama untuk melahirkan guru besar dan semakin menjamurnya jurnal-jurnal PTKI yang terindeks Scopus, Al-Ihkam berusaha konsisten menjaga kualitas publikasi dan persyaratan formal lain tanpa menggadaikan profesionalisme dan integritas ilmiah”, pungkasnya.