Menu

Mode Gelap

Riset & Edukasi · 8 Jan 2023 08:47 WIB

Kuatnya Pengaruh Kekerasan Adegan Film dalam Kehidupan Nyata

Avatar badge-check

Editor


 Kuatnya Pengaruh Kekerasan Adegan Film dalam Kehidupan Nyata Perbesar

SENTRA PUBLIKASI INDONESIA-JAKARTA

Berbagai kasus kekerasan semakin banyak terjadi belakangan ini. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah, apakah kekerasan di film memengaruhi kehidupan nyata?

Para peneliti menghabiskan beberapa dekade untuk menguraikan pertanyaan tersebut dan menganalisisnya. Mereka sepakat kekerasan yang dipertontonkan di media dan kekerasan kehidupan nyata berkorelasi.

Perlu dicatat bahwa setiap orang memiliki ambang berbeda dalam mendefinisikan mana adegan yang termasuk kekerasan atau bukan. Misalnya, peneliti dari University of Pennsylvania melihat masalah ini pada 1980-an, di mana remaja, anak-anak dengan ibunya, mahasiswa pascasarjana, dan psikiater adalah beberapa kelompok yang disurvei oleh peneliti.

 

Mereka melibatkan penganalisis konten dan survei tahunan yang dilakukan oleh organisasi akar rumput seperti National Parent-Teacher Association TV Action Center. Salah satu survei menyimpulkan bahwa selama 376 jam tayangan televisi, terdapat 2.796 episode yang dianggap kekerasan, atau 7,43 episode kekerasan per jam.

 

Dilansir di laman Movie Web pada Selasa (3/1/2023) mengulas bagaimana kekerasan di media memengaruhi anak-anak. Orang tua dan wali diimbau tidak hanya terinformasi dan cerdas secara emosional untuk menjauhkan anak-anak dari perilaku kekerasan. Mereka juga tidak boleh Membiarkan, mengaktifkan, atau menghargai perilaku agresi di rumah. Pasalnya hal itu sama merugikannya dengan kekerasan yang dikonsumsi oleh khalayak dari film atau tontonan di media.

 

Jadi, apakah film yang memuat kekerasan memengaruhi kehidupan nyata? Para peneliti terus mendukung pernyataan bahwa kekerasan media berkontribusi pada desensitisasi terhadap kekerasan di kehidupan nyata.

 

Selain itu, kekerasan dalam film mungkin berpengaruh pada kehidupan nyata, tetapi tidak seberpengaruh kekerasan yang dialami orang setiap hari. Kekerasan di media harus diperhitungkan, tetapi fiksasi kekerasan yang berlebihan dalam film cenderung membayangi kekerasan kehidupan nyata yang dihadapi orang setiap hari.

Artikel ini telah dibaca 53 kali

Baca Lainnya

Top! Gaungkan Riset, ITS Jadi Tuan Rumah Monev RKI 2023

9 September 2023 - 09:52 WIB

BRIN Kenalkan Program Unggulan : Solusi Riset Daerah di Salatiga Multi Event 2023

7 September 2023 - 12:45 WIB

Selamat! Tim Riset MAN 1 Kudus Raih Perunggu Indonesia International Invention Expo 2023

29 Agustus 2023 - 15:36 WIB

BRIN : Saatnya Menuju Center of Gravity Riset Sains dan Teknologi Polimer

18 Agustus 2023 - 13:58 WIB

Yuk Selaraskan Riset Kampus dengan Kebutuhan Industri

15 Agustus 2023 - 08:30 WIB

Setia Rawat Manuskrip, Prof Oman Fathurahman Raih Penghargaan Pustaka Paripalana

9 Agustus 2023 - 08:30 WIB

Trending di Riset & Edukasi