Kepala OR Kesehatan : Riset Hendaknya Tidak berhenti di Publikasi Aja

oleh

(JAKARTA-SPI)

Kepala Organisasi Riset (OR) Kesehatan, Ni Luh P. Indi Dharmayanti menekankan kepada para peneliti di masing-masing Pusat Riset di bawah koordinasinya bahwa sebuah penelitian tidak boleh hanya berhenti di publikasi, namun harus didorong menjadi sebuah inovasi. Hal ini dikatakan Dharmayanti usai pelantikan dirinya sebagai Kepala Organisasi Riset Kesehatan di bawah koordinasi BRIN, Jumat (04/03).

Menurutnya OR Kesehatan saat ini menjadi sorotan banyak pihak mengingat kondisi Indonesia masih berada pada pandemi Covid-19. Berbagai upaya harus segera dilakukan dalam mencari solusi agar Indonesia segera dapat mengakhiri situasi pandemi yang sudah 2 tahun melanda negeri ini.

Disisi lain, Dharmayanti menjelaskan, hampir 90% bahan obat dan alat kesehatan yang dibutuhkan Indonesia saat ini masih didominasi oleh produk impor. Untuk itulah, riset di di Indonesia, khususnya bidang kesehatan harus didorong untuk menjadi inovasi, bukan berhenti pada publikasi saja.

Dharmayanti mengibaratkan, dalam sebuah riset, publikasi hanyalah sebuah halte dan harus dilanjutkan sampai terminal yakni sebuah invensi dan inovasi. “Saya akan memberi semangat kepada para peneliti bahwa publikasi hanyalah halte, tidak boleh berhenti dan harus dilanjutkan untuk menjadi sebuah invensi dan inovasi,” kata Dharmayanti.

“Itulah yang akan meningkatkan produk kesehatan dalam negeri dan mengurangi ketergantungan impor terhadap bahan obat, bahan vaksin, dan segala macamnya,” lanjutnya.

Terkait target jangka pendek yang akan segera dirampungkan di OR Kesehatan, Dharmayanti akan memfokuskan pada penyelesaian vaksin merah putih yang akan menjadi kebanggaan Indonesia. Selain itu, beberapa riset terkait adjuvan bahan terapi yang selama ini sudah banyak dilakukan penelitian di BRIN, yang sebagiannya masih dalam proses penelitian dan menunggu uji klinis, akan dipercepat penyelesaiannya.

“Dengan begitu diharapkan masyarakat akan menggunakan produk-produk kesehatan dari dalam negeri dan akan mengurangi ketergantungan impor dari luar negeri,” tuturnya.

Ia menegaskan, terkait kebijakan di bidang kesehatan, OR Kesehatan akan meningkatkan koordinasi dengan Kementerian Kesehatan dan pihak lainnya dalam rangka memberikan dukungan riset di bidang kesehatan yang dibutuhkan.

Untuk mewujudkan itu semua, Dharmayanti mengaku, ini bukan pekerjaan yang mudah, dibutuhkan koordinasi dan konsolidasi yang kuat dengan para peneliti di setiap Pusat Riset (PR) di lingkungan OR Kesehatan. “Para peneliti yang ada di OR Kesehatan tentunya tidak hanya berasal dari Balitbang Kementerian Kesehatan saja, melainkan nantinya akan berasal dari beberapa eks LPNK atau kementerian lainnya. Untuk itu, hal yang pertama kali harus segera dilakukan adalah koordinasi dan konsolidasi terkait SDM di OR Kesehatan,” jelasnya.

“Inventarisir kegiatan penelitian yang telah dilakukan oleh masing-masing pusat riset di bawah koordinasi OR Kesehatan juga tak kalah pentingnya terutama untuk memetakan jumlah SDM yang dibutuhkan,” tambahnya.

Upaya yang akan dilakukan Dharmayanti di OR Kesehatan ini merupakan langkah yang ditempuh sesuai dengan amanat yang disampaikan Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko pada sambutan pelantikan. Bahwa Kepala OR yang telah dilantik dan Pelaksana Tugas Kepala Pusat Riset diharapkan dapat membantu BRIN dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.

“Fokus Kepala OR dan Plt. Kepala PR adalah terkait dengan manajemen aktivitas riset, jadi Bapak dan Ibu kepala OR dan PR tidak dikenakan tanggung jawab di luar riset. Kecuali untuk kepala OR harus mengelola anggaran riset dari rumah program yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya,” kata Handoko.

Handoko mengajak kepada para Kepala OR dan PR untuk segera dapat menyamakan persepsi terkait proses bisnis dan manajemen internal di BRIN. Untuk itu, Handoko berniat menyelenggarakan orientasi selama seminggu ke depan dalam rangka mendapatkan informasi secara detail dan masukan dari kepala BRIN, Inspektur Utama, Sestama dan para Kepala Biro di BRIN.

Terkait SDM di masing-masing PR, Handoko meminta, setiap Kepala PR harus segera melakukan evaluasi terhadap hasil pemetaan SDM, Kepala PR diberi kesempatan untuk melakukan persuasi kepada para SDM yang dirasa mempunyai kapasitas dan kompetensi untuk bergabung dengan PR masing-masing.

“Setelah proses pemetaan SDM selesai, diharapkan para kepala PR dan OR dapat segera fokus pada menjalankan rumah program yang menjadi tanggung jawabnya,” tambah Handoko.

Kepada para kepala OR, Handoko memasang target harus segera menjalankan rumah programnya masing-masing dan berhasil dengan baik, sedangkan untuk PR targetnya adalah membangun kolaborasi dengan pihak eksternal yang nantinya akan dijadikan indikator kinerja dari masing-masing PR.