Kelas Menulis Undangan Penelitian Flexing Menurut Hadis

oleh

(BANDUNG-SPI)- Wahyudin Darmalaksana, Pengurus Asosiasi Ilmu Hadis Indonesia dan Pegiat Kelas Menulis Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung mengundang akademisi untuk melakukan penelitian bersama terhadap flexing menurut hadis.

Flexing atau pamer kekayaan di media mainstream menjadi tontonan keseharian sekarang ini. Hadis yang merupakan sabda-sabda Nabi Saw. tegas melarang pamer kekayaan. Larangan ini tidak cukup menggunakan perspektif fiqih untuk dijadikan kaca mata. Tapi dibutuhkan sudut pandang holistik.

Saat ini, dunia seperti terbalik. Orang kaya di masa lalu itu silent. Tapi di era cyber ini terdengar “berisik.” Misalnya, fenomena “carzy rich.” Dampaknya tidak sederhana. Contohnya, ada seorang remaja menulis status di media sosial “Ya Allah gue pengen kaya!

Hadis Nabi Saw tentang larangan pamer kekayaan menarik disingkapkan makna terdalamnya. Ini tidak cukup takhrij (mengeluarkan hadis dari kitab hadis untuk diteliti otentisitasnya). Lebih dari itu, tinjauan sebab wurud (konteks situasi mengapa Nabi Saw. menyabdakan sesuatu) perlu dilakukan.

Setelah ditemukan sebab wurud hadis lalu ditranformasi ke “era post-truth” (era pasca-kebenaran). Suatu situasi di mana fakta objektif kalah berpengaruh dibanding emosi atau keyakinan seseorang.

Jadi bukan penelitian hadis Nabi Saw. yang telah jelas melarang pamer kekayaan. Tentu, topik itu tidak menarik. Hal yang mungkin menarik adalah bagaimana teks hadis menyingkap “kebohongan” narasi Flexing.