ITB dan Mitsubishi Heavy Industries, Kembangkan Teknologi Energi Bersih

oleh

(BANDUNG-SPI)-Institut Teknologi Bandung (ITB) menjalin kerja sama dengan Mitsubishi Heavy Industries (MHI), Jepang, dalam bidang riset dan penelitian bersama di bidang energi bersih. Melalui kerja sama ini diharapkan dapat merealisasikan dekarbonisasi dan Carbon Net Zero Emissions di Indonesia.

Kerja sama tersebut ditandatangani oleh Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi, Prof. I Gede Wenten, Ph.D., dengan Executive Vice President, Head of Energy Transitions and Power Headquarters Mitsubishi Heavy Industries, ltd, Ken Kawai pada Senin (7/2/2022) secara virtual.

Kegiatan kerja sama ini ke depannya akan mencakup studi kelayakan, investigasi, validasi, dan R&D teknologi yang akan menggerakkan transisi energi di Indonesia. Melalui kerja sama berdurasi lima tahun ini, diharapkan dapat menghasilkan penelitian yang dapat membangun landasan diskusi untuk mendirikan pusat R&D bersama di Indonesia.

Menurut Ken Kawai, MHI telah menjadi yang terdepan dalam mendukung Indonesia dalam transisi energinya selama hampir empat dekade. Melalui kemitraan berkelanjutan dengan ITB ini, pihaknya berupaya mengembangkan solusi energi bersih yang akan mempercepat evolusi dan dekarbonisasi sistem energi Indonesia.
“Kami sangat senang bisa berkolaborasi, antara perguruan tinggi dengan industri, kerja sama ini bisa sukses berkat kerja sama antara pemerintah Indonesia dan Jepang,” ujarnya saat memberikan sambutan.

Dia mengatakan bahwa Indonesia-Jepang telah sepakat untuk bekerja sama dalam menginisiasi transisi energi di Asia. Melalui kerja sama mengenai teknologi clean energy dengan ITB, MHI meyakini upaya ini bakal jadi pencapaian yang penting bagi target transisi energi tersebut.

MoU sebelumnya antara MHI dan ITB memungkinkan studi kelayakan bersama tentang sumber energi yang muncul seperti hidrogen dan amonia, serta sistem kontrol kualitas udara (AQCS) dan solusi microgrid. Pada 2020, ITB dan MHI juga berkolaborasi dalam pelatihan insinyur masa depan Indonesia dengan melakukan kuliah bersama dengan topik termasuk analisis big data, biomassa, siklus gabungan gasifikasi terintegrasi, hidrogen dan AQCS.

MoU baru ini datang pada saat Indonesia sedang meningkatkan upaya untuk mendekarbonisasi sektor energinya yang terbukti dalam komitmennya baru-baru ini untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen pada tahun 2030 dan mencapai penggunaan energi terbarukan sebesar 23 persen pada tahun 2025.

Dengan ditandatanganinya MoU ini, Rektor ITB Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D., menyampaikan kolaborasi jangka panjang dan berkelanjutan mengenai kerja sama ini akan semakin efektif jika kedua pihak memiliki visi yang sangat mirip. “MoU ini adalah awal yang baik bahwa kami ingin memecahkan masalah yang sangat strategis ini, teknologi energi bersih yang penting bagi kedua bangsa (Indonesia-Jepang). Kami tidak bisa bekerja dengan lambat, kami harus bekerja lebih keras dan lebih cepat untuk mewujudkan target kerja sama tersebut,” ujar Prof. Reini.

Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi mengatakan, kerja sama ini dapat membentuk kerangka kelembagaan guna memfasilitasi, dan meningkatkan korporasi energi kedua negara untuk transisi energi yang realistis dan prinsip kesetaraan dan saling menguntungkan. “Saya melihat perpanjangan kerja sama antara ITB dan MHI adalah sebuah langkah untuk bekerja mewujudkan komitmen yang telah dibuat oleh kedua negera kita,” ujarnya seraya menambahkan, “Ini adalah kolaborasi yang strategis, kita semua menyadari bahkan sektor energi tentu sangat menantang di masa depan.”