BANDUNG SENTRA PUBLIKASI INDONESIA — Biro Kemitraan Institut Teknologi Bandung menggelar ITB Cultural Day 2024, di International Relations, Office Bureau of Partnerships ITB, Jalan Ganesha No. 17, Kota Bandung, Sabtu (2/11/2024). Acara tersebut merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh Biro Kemitraan dalam rangka memperkenalkan budaya Indonesia kepada mahasiswa internasional.
Kepala Bagian Urusan Mobilitas Internasional Biro Kemitraan ITB, Dr. Annisa Jusuf, S.T., M.T., dalam sambutannya mengatakan bahwa ITB Cultural Day 2024 merupakan wujud nyata komitmen kampus untuk memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada mahasiswa internasional yang sedang menuntut ilmu di ITB.
Kegiatan tersebut, ujarnya, merupakan momen penting untuk mempererat tali silaturahmi dan kolaborasi antar budaya. Perbedaan budaya bukanlah penghalang, melainkan sebuah kekuatan. Dengan saling mengenal dan memahami budaya masing-masing, mahasiswa dapat membangun jembatan persahabatan dan kerja sama yang lebih kokoh.
Sementara itu, Direktur Direktorat Kemahasiswaan ITB, D. Arch. G. Prasetyo Adhitama, S.Sn., M.Sn., mengatakan, dengan kegiatan ini, ITB mendorong mahasiswa internasional untuk dapat lebih mengenal budaya dan beradaptasi dengan baik di ITB. Dengan begitu, mereka dapat menuntaskan tugas-tugas serta proses belajar di kampus dengan baik dan sukses.
“Nilai lebihnya adalah mereka memahami dan mulai belajar mengenai kultur Indonesia, berinteraksi dengan sesama mahasiswa internasional maupun mahasiswa nasional, sehingga mereka bisa terkoneksi dengan baik dan membangun memori-memori yang indah tentang ITB, tentang Indonesia yang dapat dibagikan kepada keluarga, saudara, teman-teman, atau siapapun di negara asal mereka mengenai hal-hal baik mengenai ITB dan Indonesia,” ujarnya.
Pada kegiatan tersebut, terdapat puluhan mahasiswa internasional yang mengikuti pratik tari merak, tari likok pulo, serta melukis caping. Praktik tari tersebut dipandu oleh mahasiswa dari Lembaga Seni Sunda (LSS) ITB dan Unit Kebudayaan Aceh (UKA) ITB.
Tari merak memiliki sejumlah makna, di antaranya perwujudan rasa kagum atas keindahan burung merak, yang merupakan lambang keanggunan, kebanggaan, dan kemegahan. Tari ini berasal dari Jawa Barat.
Pada tahun 2020, tari merak mendapatkan penghargaan sebagai salah satu Warisan Budaya Takbenda Indonesia. Keindahan tari merak tergambar dalam gerak tarian dan filosofinya.
Tari ini umumnya dipentaskan untuk persembahan tarian dalam resepsi pernikahan, acara atau ritual, atau sekadar sarana mengenalkan budaya Indonesia di kancah internasional.
Sementara itu, tari likok pulo merupakan salah satu tari tradisional Aceh yang berkembang di masyarakat Pulo Aceh di kawasan Aceh Besar. Tarian tersebut menunjukkan keindahan dan penuh dengan simbol-simbol dengan makna kearifan dan karakter, masyarakat yang kuat, gotong royong, kebersamaan, keagamaan, dan kesadaran hidup bermasyarakat.
Adapun caping merupakan pelindung kepala yang kerap digunakan oleh petani untuk melindungi kepala dari panas, hujan, hingga gangguan hewan lainnya saat beraktivitas. Topi ini umumnya terbuat dari anyaman bambu. Saat kegiatan, topi ini digunakan oleh mahasiswa agar terlindung dari panas matahari.
ITB Cultural Day 2024 menjadi ajang unjuk kekayaan budaya Indonesia juga sebagai jembatan penghubung antar budaya di kampus ITB. Antusiasme mahasiswa internasional dalam mengikuti rangkaian acara, mulai dari pratik tari hingga melukis caping menunjukkan kesuksesan acara ini dalam menciptakan pengalaman berkesan dan mempererat ikatan persahabatan antar mahasiswa dari berbagai latar belakang budaya.