Inilah Strategi Menjadikan Karya Publikasi Masuk Indeks Scopus Ala UII

oleh

SPI-YOGYAKARTA

Selama ini jurnal internasional dimonopoli oleh pemikiran dan wacana yang dominan barat. Padahal penyeimbang wacana dari pemikiran ketimuran juga penting. Pemikiran dan wacana akademik ‘timur’ harus juga bisa menjadi referensi wacana akademik global. Wacana timur sudah barang tentu bisa juga menjadi referensi yang andal bagi pengembangan keilmuan.

Bagaimana strategi agar de-westernisasi jurnal dapat dilakukan? Para dosen di Indonesia, terutama di UII, dan juga para Pengelola jurnal, harus berusaha menulis publikasi terindeks scopus. Jika sudah begitu, maka mudah terjadi rekognisi dosen Indonesia di kancah global. Masduki memberikan tips dan strategi untuk meraih publikasi internasional. Masduki sebagai narasumber menjelaskan dan berbagi strategi menulis jurnal di jurnal bereputasi internasional. Tak hanya itu, Masduki yang tulisannya telah tersebar di beragam jurnal berindeks scopus, dan kini telah mencapai H-Indeks 2 Scopus.

Masduki, yang juga adalah Penulis Artikel & Buku, Tim Penilai Kepangkatan Dosen UII, dan Reviewer Jurnal Internasional terindeks SCOPUS, mengatakan penting sekali menulis di jurnal internasional. Alasannya, “Kita perlu berbagi hasil riset untuk mengurangi ketimpangan informasi dan analisis akademik antara ‘Barat’ dan ‘Timur’,” katanya di acara Sharing session pada Sabtu, 20 November 2021, di Hotel Eastparc. Acara yang diadakan oleh Unit Pengelolaan Jurnal dan Publikasi Karya Ilmiah FPSB UII ini berusaha meningkatkan kapasitas para pengelola jurnal sehingga menjadikan jurnal-jurnal di FPSB semakin bereputasi.

Strategi pertama adalah para dosen harus menulis artikel di jurnal internasional terindeks. Para pengelola jurnal juga sudah saatnya, “menulis buku berbahasa Inggris sebagai bahasa internasional pada penerbit terindeks artikel dalam buku berbahasa internasional pada penerbit terindeks,” kata Masduki. Masduki juga menambahkan strategi lain agar karya terndeks scopus. Misalnya, kata Masduki, dosen perlu menulis artikel dengan sasaran pada prosiding konferensi internasional terindeks Scopus.

Menurut Masduki, dalam materinya yang berjudul ‘Menembus Jurnal Internasional Bereputasi’, menulis di jurnal internasional juga sebagai, ”bentuk ‘silaturrahmi’ akademik internasional, memperkuat basis komunitas pada minat studi serupa.” Selain itu ia juga dapat meningkatkan karir akademik seperti menjadi lektor kepala dan guru besar. Menulis di jurnal internasional bisa menambah pula jumlah penghargaan. “Baik bentuknya finansial maupun sosial,” kata Masduki.

Para Dosen di lingkungan FPSB UII mengikuti acara ini. Para dosen lintas jurusan telah melakukan diskusi kelompok dan berkolaborasi menentukan tema dan strategi untuk menembus jurnal internasional. Secara umum, telah terkumpul empat sampai lima kelompok dosen lintas jurusan yang bersepakat menulis jurnal internasional Bersama. Para peserta yang juga adalah pengelola jurnal di FPSB ini pada gilirannya akan menjadi role model dan menguatkan reputasi jurnal di FPSB.

Beberapa kelompok yang sudah berhasil dibuat adalah Misalnya, Holy Rafika dan Banatul Murtafiah menulis naskah wacana pembelajaran dengan telekonferensi selama masa Covid-19. Kelompok Subhan Afifi menentukan tulisan jurnal soal Global Public Relation. Sedangkan Kelompok Puji Rianto berencana menulis tentang pasal defamasi dan persepktif psikologi.