SPI-BANDUNG
Sering dijumpai “kekeliruan” dalam karya ilmiah, yaitu teori tidak dipakai dalam analisis. Hal ini umum terjadi pada skripsi.
Demikian seperti diungkapkan Dr. Lina Meilinawati, M. Hum., Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran, saat melakukan penelitian ke sejumlah karya ilmiah (Arief Maulana, 26/05/2021, Unpad).
Menurut Pedoman UIN Sunan Gunung Djati Bandung, skripsi harus mencantumkan teori yang akan digunakan untuk menganalisis permasalahan utama dalam melakukan pembahasan. Permasalahan utama dalam Pedoman UIN Syarif Hidayatullah Jakarta disebut lacuna.
Sejauh ini, Kelas Menulis Fakultas Ushuluddin (FU) UIN Sunan Gunung Djati Bandung berusaha mengarahkan agar proposal skripsi mencantumkan teori. Teori utama pasti merupakan teori/ilmu bidang studi. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta biasanya mengarahkan integrasi interkoneksi sebagai payung teori. Teori ini yang akan digunakan untuk menganalisis permasalahan utama di bagian pembahasan.
Meminjam Pedoman Universitas Gadjah Mada (UGM), teori yang digunakan (dalam penelitian) merupakan objek formal, sedangkan permasalahan utama (yang akan dibahas oleh teori tersebut) adalah objek materialnya.
Kelas Menulis FU UIN Sunan Gunung Djati Bandung menemukan terkadang ada skripsi yang menggunakan dua teori. Misalnya, “Kebahagiaan dalam al-Qur’an menurut Psikologi.” Jika meminjam pedoman UGM, maka objek formal penelitian ini adalah teori/ilmu al-Qur’an atau Tafsir, yang akan dipertajam oleh teori psikologi dalam membahas (menganalisis) kebahagiaan (dalam al-Qur’an) sebagai objek materialnya.
Demikianlah upaya mengatasi apa yang dipandang sebagai “kekeliruan” dalam penulisan karya ilmiah.
Bandung, 06 Juli 2022
Wahyudin Darmalaksana, Kelas Menulis FU UIN UIN Sunan Gunung Djati Bandung