Fitriani, Kelas Menulis dan Beasiswa  Indonesia Bangkit

oleh

Wahyudin Darmalaksana, Kelas Menulis Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung

SENTRA PUBLIKASI INDONESIA-BANDUNG

Dec 29, 2020, 3: 27 PM email masuk. “Assalamu’alaikum, bapak izin ngumpulin latihan,” katanya.

Selisih 1 jam Des 29, 2020, 4: 31 PM saya membalas “Good job, gunakan file terakhir untuk melanjutkan, tetap jaga kesehatan ya.”

Email menurut kesepakatan dunia internasional merupakan salah satu sarana resmi untuk korespondensi mahasiswa di dunia kampus. Bahkan, dunia Arab, menurut informasi di Twitter, melarang mahasiswa perempuan chat dosen laki-laki di WhatsApp. Artinya, harus memanfaatkan email.

Sejak pandemi Covid-19, penggunaan email meningkat. Layanan akademik di kampus beralih dari offline ke online. Semua yang berbasis online hampir semuanya menggunakan basis email.

Sebuah perhelatan secara online digelar bertajuk “Workshop Penulisan Artikel Jurnal” disingkat WPAJ. Perhelatan ini dibesut oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT) Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung. WPAJ ke-1 ini digelar 16 Desember 2020.

KELAS MENULIS

Di dunia pendidikan internasional berdiri pusat-pusat penulisan bernama “Writing Center.” Ide ini ditiru dengan pendirian Kelas Menulis oleh Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Berdiri awal Tahun 2020 sebelum Covid-19 melanda dunia.

Kelas Menulis bertujuan membantu mahasiswa dalam pengembangan kapasitas keterampilan (skills) penulisan akademik (academic writing). Kelas Menulis memprediksi bahwa academic writing skills pasti dibutuhkan di masa depan. Karena itu, skills penulisan akademik perlu dikembangkan di masa kuliah.

Sejak memasuki semester pertama Tahun 2018, Fitriani menaruh minat yang cukup tinggi pada academic writing. Ia berusaha mengisi waktu dengan mengikuti workshop dan pelatihan termasuk di masa-masa Covid-19.

“Saya harus mengisi waktu di masa pandemi Covid-19,” ujar Fitri sapaan akrab Fitriani. Hingga pada Tahun 2020, ia bergabung di WPAJ ke-1.

Academic writing merupakan kebutuhan dasar mahasiswa. Selama masa kuliah, mahasiswa biasanya mendapat tugas penulisan makalah. Juga laporan Praktik Profesi Mahasiswa (PPM), Kuliah Kerja Nyata (KKN), dan penulisan Skripsi. Tugas akhir (TA) Skripsi adalah karya monumental mahasiswa untuk memperoleh gelar sarjana.

Semula, academic writing dalam bentuk artikel ilmiah hanya dikenal di lingkungan dosen. Sebab, dosen mempunyai kewajiban melakukan riset dan hasil risetnya harus ditulis dalam bentuk artikel untuk disebarluaskan, diterbitkan atau dipublikasikan di jurnal ilmiah.

Kelas Menulis memandang publikasi artikel di jurnal ilmiah perlu juga dikenalkan kepada lingkungan mahasiswa.

Setiap program studi (prodi) atau jurusan memiliki profil lulusan. Menurut profil lulusan masing-masing jurusan, mahasiswa salah satu sasarannya disiapkan untuk menjadi Asisten Peneliti.

Juga Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) di antaranya mengarahkan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) pada bidang keterampilan khusus.

Latihan penulisan artikel ilmiah dipandang tepat untuk memenuhi profil lulusan sebagai Asisten Peneliti dan sekaligus memenuhi CPL bidang keterampilan khusus menurut KKNI.

Artikel ilmiah merupakan subjek yang kompleks. Penulisannya boleh jadi dianggap berat. Itu sebabnya, academic writing sering disebut horror menurut status-satus di media sosial.

Kelas Menulis meyakinkan bahwa academic writing bukan bakat bawaan. Melainkan murni skills. Semua orang pasti bisa menulis artikel ilmiah dengan latihan. Makin latihan maka makin terlatih.

Karena alasan itu, Kelas Menulis menyusun pedoman riset mini. Pedoman ini bisa digunakan oleh mahasiswa sejak semester pertama. Kelas Menulis juga menyusun modul penulisan artikel ilmiah. Di dalamnya berupa tahapan penulisan sesuai struktur IMRAD, yaitu Introduction, Method, Results, and Discussion. Dengan adanya pedoman dan modul ini latihan menulis artikel ilmiah menjadi subjek yang menyenangkan.

Sejak Kelas Menulis berdiri awal Tahun 2020 sampai 8 November 2022 sebanyak 560 artikel mahasiswa Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung terbit di jurnal ilmiah. Ternyata latihan penulisan artikel ilmiah cukup diminati oleh Generasi Milenial (1977-1995) dan selanjutnya Generasi Z (1996-2010).

Fitriani termasuk Generasi Z, ia masuk kuliah semester pertama berusia 18 tahun pada 2018. Lulus menjadi sarjana di Jurusan IAT berusia 22 tahun pada 2022.

Pada WPAJ ke-1 Tahun 2020, Fitriani mendapat latihan APA Style untuk pengutipan bodynote dan daftar pustaka menggunakan tools manual pada basis word. Selanjutnya, pada Tahun 2021 mahasiswa diarahkan untuk menggunakan manajemen pengutipan otomatis Mendeley.

Kelas Menulis mengembangkan teknik latihan penulisan artikel ilmiah yang berusaha mengikuti kemajuan teknologi AI (Artificial Intelligence). Seperti akses bigdata, manajemen pengutipan, cek plagiasi, pelacakan typoparaphrase, dan translate. Termasuk submission dan correspondence pada jurnal berbasis Open Journal System (OJS).

Ada banyak platform AI yang dapat digunakan dalam literasi akademik. Itu sebabnya, Generasi Z merasa cocok dengan latihan academic writing. Karena Generasi Z lahir di era teknologi AI tengah berkembang.

PRESTASI

Fitriani punya segudang prestasi dalam academic writing. Antara lain anugerah publikasi ilmiah terbanyak pada Wisuda ke-87 Tahun 2022 yang diberikan oleh Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Saat itu, menurut catatan Google Scholar, ia memiliki 10 publikasi ilmiah di berbagai jurnal.

Tahun 2021, Fitriani tercatat sebagai mahasiswa paling produktif ke 2 dalam publikasi ilmiah setelah Siti Rahmah dari Jurusan Ilmu Hadis. Di tahun yang sama, Fitriani meraih Juara I Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ) pada Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-46 Kabupaten Bandung.

“Mohon doa, saya ikut MMQ,” ujarnya. “Selalu jaga kerapian dalam penulisan,” jawabku.

Masih di Tahun 2021, Fitriani menjadi delegasi konferensi internasional CISS. Juga Fitriani meraih anugerah publikasi ilmiah kolaborasi lintas pendidikan tinggi pada delegasi AWCIS yang digelar oleh Forum Dekan (FORDEK) Fakultas Ushuluddin PTKI se-Indonesia.

Tahun 2022, Fitriani diminta mengajar sebagai asisten pada matakuliah Takhrij Hadis di Kelas B Semester III Jurusan IAT. Matakuliah ini menerapkan Outcome Based Education (OBE) dengan target penulisan artikel, konferensi, dan publikasi ilmiah.

Hidayatul Fikra dan Susanti Vera, manajer Kelas Menulis, menimbang untuk merekrut Fitriani menjadi fasilitator penulisan artikel ilmiah. Sejak itu, Fitriani turut serta menjadi co-fasilitator pelatihan penulisan artikel ilmiah di berbagai wilayah.

Seperti WPAJ di Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Walisongo Semarang, STAI Siliwangi Garut, LPPM Universitas Ma’soem, Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Untirta, dan Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) IAIN Kendari, Sulawesi Tenggara.

Fitriani bersama Hidayatul Fikra dan Susanti Vera mengelola publikasi konferensi Mercusuar 2022 FUAD IAIN Kendari pada jurnal ilmiah Gunung Djati Conference Series (GDCS) UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Fitriani juga didapuk menjadi manajer jurnal ilmiah berbahasa Inggris, yaitu Journal of Takhrij Al-Hadith.

Mar 8, 2021, 9:40 AM “Assalamu’alaikum, bapak izin mengumpulkan tulisan yang kedua untuk direview,” tulis Fitriani di email.

BEASISWA INDONESIA BANGKIT


Bersama rekan-rekannya, yakni Multi Saridewi, Chyril Futuhana Ahmad, dan Muhamad Adres Prawiranegara, anak Generasi Z bernama Fitriani ini dinyatakan lulus Beasiswa Indonesia Bangkit (BIB) Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia – LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) tanggal 3 November 2022.

Fitriani meraih beasiswa studi lanjut magister pada Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Akun @ol_nikullina menulis cuitan di Twitter pada 7 November 2022. “Academic writing is a superpower. It’s a key to publishing, getting a new job or tenure, and becoming known in the field,” cuitnya.

“These 10 AI-powered websites will help you with every part of the manuscript and will save you 100+ hours,” cuit Olesia Nikulina.

Itulah kisah seputar talenta Fitriani yang representasikan seorang Generasi Z. Selanjutnya kita akan sambut Generasi Alpha