Editage, Platform Publikasi Ilmiah Siap Bantu Produktivitas Kampus di Indonesia

oleh

YOGYAKARTA SENTRA PUBLIKASI INDONESIA — Publikasi ilmiah internasional menjadi salah satu tolok ukur produktivitas perguruan tinggi kelas dunia. Namun sayangnya, perguruan tinggi di Indonesia masih banyak yang alami kesulitan dalam mempublish risetnya.
Bahkan berbagai kampus itu menghadapi tantangan yang cukup kompleks dalam meningkatkan kuantitas dan kualitas publikasinya, termasuk kepemilikan jurnal ilmiah yang bereputasi internasional.

Melihat kondisi tersebut, Editage yang merupakan platform dari Cactus Communication, pemimpin global yang membantu peneliti dalam publikasi penelitian ilmiah berskala global, menggelar forum diskusi ‘Indonesia Research Summit 2024’ di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta.

Global Head of Marketing Editage, Ruchi Chauhan mengatakan selama 21 tahun telah membantu peneliti di seluruh dunia meraih kesuksesan dalam perjalanan publikasi mereka dan riset mereka mendapat perhatian. Kali ini, pihaknya ingin berekspansi ke Indonesia dan membantu para peneliti yang berkecimpung di berbagai perguruan tinggi.

“Kita lagi-lagi sangat terbuka dan sangat ingin membantu, kalau bisa dibilang kolaborasi antara universitas atau bahkan peneliti itu sendiri dengan industri, caranya seperti apa? Mungkin salah satunya dengan event event seperti ini,” ujar Global Head of Marketing Editage, Ruchi Chauhan dikutip dari Kumparan, Selasa (27/2/2024).

Sesuai dengan misi dan komitmennya, kata Richi, mereka ingin mendukung komunitas peneliti di seluruh dunia agar meraih jurnal internasional tersebut. Berbagai layanan dan perangkat ahli milik Editage, bisa dimanfaatkan untuk membantu memaksimalkan dampak riset mereka.
Adapun layanan Editage yang diberikan mulai dari layanan dukungan bahasa, dukungan publikasi, pemeriksaan sebelum pengumpulan, penciptaan dampak riset, dan banyak solusi unik lainnya bagi para penulis dan penerbit di seluruh dunia. Dan semua layanan itu bisa dimanfaatkan oleh para peneliti termasuk yang ada di Indonesia.

Sejauh ini, Editage telah berhasil menjalin kemitraan dengan tujuh universitas dan institusi bergengsi, antara lain Universitas Airlangga, Institut Pertanian Bogor, Universitas Diponegoro, Institut Teknologi Sepuluh November, Universitas Sumatera Utara, Fakultas Kedokteran UGM, dan Jurnal Kedokteran Indonesia.

“Kita sekarang ingin memberikan bantuan serupa kepada peneliti Indonesia. Jadi dengan kita adakan acara ini di Yogyakarta dan nanti nextnya di Jakarta, harapannya kita bisa mengeksekusi bersama dan kita mendapatkan perspektif baru bagaimana meningkatkan publikasi publikasi di kalangan Indonesia,” ucap Richi.

Director Marketing Japan Cactus Communications, Makoto Yuasa, mengatakan sangat antusias untuk terlibat secara langsung di dalam memperkuat ekosistem penelitian Indonesia.

Makoto menyakini bahwa ada potensi yang besar yang bisa dikembangkan oleh para peneliti yang ada di Indonesia. Oleh karenanya, kata dia, melalui kolaborasi ini, Editage berharap dapat membantu para akademisi di berbagai universitas untuk mengakses layanannya guna menghasilkan publikasi akademik berstandar global dan mendukung para peneliti dalam menghasilkan penelitian terbaik.

“Lewat rangkaian layanan yang komprehensif dan komitmen teguh terhadap kualitas, kami ingin terus memberdayakan para peneliti, mendorong inovasi, dan berkontribusi terhadap pertumbuhan komunitas ilmiah di Indonesia ke depan,” kata Director Marketing Japan Cactus Communications, Makoto Yuasa.

Sementara Ketua Program Studi Doktor FKKMK, Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Adi Utarini menyambut baik kolaborasi bersama Editage itu. Menurut dia, Editage menawarkan berbagai layanan komprehensif yang bertujuan untuk memfasilitasi produksi hasil penelitian berkualitas tinggi.
Utari pun mengajak para peneliti untuk semangat dalam meriset apalagi saat ini keberadaan publikasi ilmiah bertaraf internasional pada peningkatan daya saing global bagi universitas di Indonesia itu menjadi hal yang sangat penting untuk mendatangkan berbagai investor.

“Saya kira ini sesuatu yang dibutuhkan, dibutuhkan dalam arti kita membutuhkan sebuah atmosfer, sebuah support sistem, agae peneliti peneliti di Indonesia bisa mendesiminasikan penelitian nya,” kata Utari.

“Selain meneliti, tugas peneliti adalah mendesiminasikan, menyampaikan hasil-hasil penelitian nya ke pihak pihak yang memanfaatkan, bisa peneliti lain, bisa industri, dan juga sama pentingnya juga mengkomunikasikan ke publik,” tandasnya.