Bukan Hanya Ilmu Agama, Arab Saudi Tawarkan Beasiswa Ilmu Sains dan Teknologi

oleh

SPI-ARAB,

Perguruan Tinggi Negeri di Arab Saudi sekarang tak hanya memberikan beasiswa untuk mempelajari ilmu agama, tetapi juga ilmu sains dan teknologi. Karena itu saat ini terbuka peluang kerja sama antara universitas di Indonesia dengan universitas yang ada di Arab Saudi.

Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Riyadh Badrus Sholeh mengatakan saat ini terjadi arah perubahan dalam kebijakan memberikan beasiwa di Arab Saudi. Badrus menjelaskan, pihaknya dalam beberapa bulan terakhir sangat aktif menjalin kerja sama dengan beberapa PTN di Arab Saudi.

“Alhamdulillah, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan Universitas Gadjah Mada (UGM) telah menjalin kerja sama dengan King Fahd University of Petroleum and Minerals (KFUPM),” ungkap Badrus Seminar Internasional Virtual “Peluang Beasiswa Pendidikan Sarjana (S1) Bidang Sains dan Teknologi di Perguruan Tinggi Negeri Arab Saudi” di Jeddah pekan lalu.

Seminar diselenggarakan Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Jeddah bekerja sama dengan Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Riyadh dan Kelompok Belajar (Pokjar) Madinah. Kegiatan dihadiri oleh lebih dari 500 siswa dan siswi SMA, baik yang sedang menempuh studi di luar negeri ataupun di dalam negeri.

Tampil sebagi pembicara dalam seminar tersebut Badrus Sholeh yang merupakan Atdikbud KBRI Riyadh; Anton Satria Prabuwono, guru besar Fakultas Komputer dan Teknologi Informasi, King Abdulaziz University Jeddah; Noor Maricar, guru besar Fakultas Teknik Unaizah University; Tyandwi Dzulkifli Hanief, mahasiswa S1 Fakultas Teknik di Islamic University of Madinah; serta Afiq Ijal Ikhtiari Sigarra, mahasiswa S1 Fakultas Komputer dan Teknologi Informasi di King Abdulaziz University.

Noor Maricar yang merupakan guru besar Fakultas Teknik Unaizah University mengungkapkan banyak PTN Arab Saudi yang menyediakan beasiswa sains dan teknologi.

“Lebih dari 20 PTN di Arab Saudi membuka beasiswa sains dan teknologi bagi mahasiswa internasional,” sebutnya.

Anton Satria Prabuwono membedah profil dan kualitas pendidikan di Arab Saudi khususnya di bidang sains dan teknologi. Dia memaparkan bahwa beberapa PTN di Arab saudi mempunyai reputasi internasional yang sangat bagus, baik dari segi peringkat, akreditasi, maupun aktivitas kerja sama internasionalnya.

“Secara akademik beberapa PTN di Arab Saudi seperti King Abdulaziz University (KAU), King Fahd University of Petroleum and Minerals (KFUPM), maupun King Saud University (KSU) mempunyai peringkat yang lebih tinggi daripada universitas favorit di Indonesia,” ungkapnya.

Selain sisi akademik di atas, Anton Satria juga menambahkan bahwa fasilitas bagi mahasiswa internasional di Arab Saudi sangat mencukupi. “Mahasiswa mendapatkan uang saku bulanan sebesar 840 riyal sampai dengan 990 riyal per bulan. Mahasiswa juga disediakan tempat tinggal yang full furnished, fasilitas olahraga dan medis yang komplet, dan juga tiket pesawat gratis setiap tahun untuk liburan,” tambah dia.

Acara kemudian dilanjutkan dengan paparan dari pemateri lain, yaitu Tyandwi Dzulkifli Hanief dan Afiq Ijal Ikhtiari Sigarra. Mereka adalah mahasiswa aktif yang sedang belajar sains dan teknologi di PTN Arab Saudi melalui program beasiswa eksternal. Beasiswa eksternal adalah beasiswa penuh yang diberikan oleh Kementerian Pendidikan Arab Saudi bagi pelajar asing yang berada di luar kerajaan untuk studi di PTN di Arab Saudi.

Program yang ditawarkan mencakup diploma, sarjana, magister, dan doktor. Persyaratan untuk berpartisipasi dalam program diploma dan sarjana adalah pelamar harus memiliki ijazah SMA atau sederajat dan berusia 17-25 tahun pada saat mendaftar. “Berbeda dengan beasiswa internal, pendaftar beasiswa eksternal di PTN Arab Saudi hanya perlu melakukan seleksi berkas, tidak ada tes tulis ataupun wawancara. Seleksi berkas dilakukan dengan melampirkan dokumen yang dibutuhkan melalui tautan pendaftaran masing-masing kampus,” jelas Dzulkifli Hanief.

Adapun dokumen yang wajib dilampirkan adalah: (1) paspor, (2) ijazah SMA atau sederajat, (3) transkrip nilai (halaman belakang ijazah), (4) surat keterangan sehat dari dokter, (5) surat rekomendasi dari lembaga pemerintah terkait seperti Kantor Kemenag dan MUI, (6) Daftar Riwayat Hidup (CV), (7) pas foto ukuran 4×6 dengan latar belakang putih, serta (8) surat izin tinggal wali (iqomah) bagi pendaftar wanita.

Tambahan persyaratan lagi yakni sertifikat bahasa inggris (TOEFL atau IELTS), jika ada. Selain itu, peminat juga harus memperhatikan agar paspor yang dimiliki masih berlaku minimal dua tahun pada saat mendaftar. Semua berkas yang belum berbahasa Inggris atau bahasa Arab harus diterjemahkan terlebih dahulu oleh penerjemah resmi tersumpah sebelum melampirkan berkas di laman pendaftaran. Menurutnya, dokumen dapat berubah-ubah tiap tahun tergantung kebijakan masing-masing kampus.