Ayo Publikasi Artikel Jurnal Bereputasi di PTKIN, Hanya 2 UIN yang Berhasil Capai 1.100 Publikasi di Scopus

oleh

SENTRA PUBLIKASI INDONESIA-MALANG

Prof Achmad Sani Supriyanto, Guru Besar Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang menjelaskan kiat untuk publikasi jurnal khususnya bagi publikasi artikel jurnal bereputasi di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN).

Tema yang bertajuk ‘Memadukan Sistem Perkuliahan dengan Penulisan Artikel di Jurnal Internasional Bereputasi’ dipusatkan di Pascasarjana UIN Antasari Banjarmasin, seperti dilansir Sentra Pubilasi dari UIN Malang, Minggu, (2/10/2022)

“Potensi meningkatkan kualitas dan kuantitas serta jumlah publikasi di jurnal bereputasi sangat besar. Beberapa diantaranya melakukan pembimbingan secara serius pada tugas akhir mahasiswa yaitu skripsi, tesis, dan disertasi. Untuk disesuaikan formatnya template jurnal yang akan dituju,” katanya saat narasumber Studium Generale.

Pria yang juga Ketua Program Studi S2 Ekonomi Syariah UIN Malang menerangkan, dalam mengubah tugas akhir tersebut menjadi artikel jurnal, maka harus memenuhi beberapa kriteria. Pertama, pastikan bahwa skripsi, tesis, dan disertasi tersebut terdapat research fenomena, research gap, dan novelty (kebaharuan).

“Kedua, memperhatikan pengutipan dalam jurnal agar tidak terjadi plagiasi yang menyebabkan artikel tidak bisa submit,” terangnya.

Hal lain yang tidak kalah pentingnya untuk diperhatikan adalah memperbanyak referensi terutama jurnal internasional bereputasi. Itu dilakukan untuk meyakinkan bahwa artikel tersebut kuat secara literature serta body of knowledgenya.

“Ketiga, perlu penggunaaan aplikasi reference manager misal Mendeley atau Zotero, untuk memudahkan pembuatan referensi atau daftar pustaka. Aplikasi ini juga bisa mendeteksi plagiarisme,” paparnya.

Serta yang terpenting adalah mampu membuat proses penulisan daftar pustaka, daftar isi, tata cara mengutip hingga menemukan referensi dari sumber yang valid. Dijelaskan jumlah publikasi artikel jurnal bereputasi di PTKIN masih minim.

“Karena lemahnya kemampuan dalam menuangkan pikiran, dan gagasan menjadi tulisan atau artikel jurnal yang layak untuk di publikasikan di jurnal yang bereputasi,” jelasnya.

Prof Sani menuturkan, rendahnya publikasi ilmiah peneliti dari PTKIN di Indonesia masuk ke jurnal ilmiah bereputasi International adalah faktor penting penghalang masuk ke jajaran World Class University Rangking (QS WUR).

Data Scopus dan Sinta versi-3, Ristekdikbud, per Juli 2022 hanya 2 PTKIN melampaui batas minimal untuk masuk Perguruan Tinggi Rangking Dunia (QS WUR). Pertama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan UIN Sunan Gunung Jati Bandung yang telah berhasil mencapai lebih dari 1.100 artikel di publikasikan di Scopus.

“Nilai itu sebagai persyaratan untuk masuk daftar World University Rangking,” tandasnya.