5 Pelajaran Penting dari Ibadah Qurban

oleh

SPI-BANDUNG

Sahabat Mang Geo, dalam Islam ada 2 hari raya internasional. Yaitu: Hari Raya Idul Fitri dan Hari raya Idul Qurban. Seluruh umat Islam di dunia memperingati hari raya ini, dengan ibadah-ibadah yang telah ditentukan oleh syariat Islam.

Dalam tulisan ini Mang Geo akan membahas tentang hakikat Qurban, yaitu apa sih sebenarnya yang terpesan dari ibadah Qurban.

Dalil Syar’I tentang ibadah Qurban diantaranya dapat kita lihat dalam QS Al-Kautsar dan Surah Al-Hajj ayat 34. Juga dapatlah sahabat Mang Geo jumpai dalam hadist-hadist shahih yang berkaitan dengan Qurban.

Sahabat Mang Geo, Qurban itu kalau dalam istilah Bahasa arab akar katanya dari qaraba-yaqrabu-qurbanan. Kalau dalam Bahasa Arab, satu kata diakhiri dengan alif dan nun berati sempurna.

Seperti Qara-a yaqra-u qiraatan qur’anan, bacaan yang sempurna; irfaanan, pengetahuan yang sempuna; qurbaanan, pendekatan yang sempurna. Qurban merupakan syariat Islam yang telah ditetapkan dalam Al-Quran:

“Bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban) supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka. Tuhanmu ialah Tuhan Yang Mahaesa. Karena itu, berserah dirilah kamu kepada-Nya dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah).” Surah Al-Hajj ayat 34

Sependek yang mang geo ketahui, dapatlah mang geo sebutkan bahwa Qurban adalah salah satu ibadah yang tertua di dunia. Potret pengabadian Qurban dalam Al-Quran dapat dilihat dari pengurbanan Habil Qabil, kemudian pengurbanan Ismail, hingga Allah perintahkan syariat Qurban kepada Nabi Muhammad Saw.

Sahabat Mang Geo ada lima hal yang penting dari makna qurban ini yaitu: Pertama, jangan pernah hitungan dengan Allah swt., dengan kata lain tidak ada yang mahal dihadapan Allah swt. kalau perlu harta dan nyawa kita berikan untuk Allah.

Namun jangan sampai disalah gunakan, karena jangan sekali-kali melecehkan manusia untuk kepentingan tertentu selain kepentingan Allah, sebab Allah juga ternyata mengganti Nabi Ismail dengan seekor binatang. Karena Allah mencintai dan mengistimewakan manusia dibanding dengan makhluk lainnya.

Kedua, Qurban adalah pendekatan kepada Allah dengan sempurna. Dengan adanya qurban, keikhlasan manusia akan teruji. Apakah hamba duniawi, atau hamba Allah.

Belajar dari Nabi Ibrahim, dimana ia diwahyukan untuk mengurbankan anaknya yang dicintainya, terdapat beberapa uswah diantaranya adalah:

Pertama, Nabi Ibrahim sangat taat kepada Allah dan RasulNya, meskipun ia harus melepaskan ‘sesuatu’ yang sangat dicintainya dan didambakannya, yaitu Nabi Ismail.

Mengingat Nabi Ibrahim sangat ingin sekali memeroleh keturunan, dan beliau mendapat keturunan saat sudah tua. Ketika sudah diberi keturunan, Allah mengujinya dengan dimintanya supaya menyembelihnya. Namun Ibrahim tanpa banyak argumentatif, menerimanya dan melaksanakannya tepatnya pada tanggal 10 Dzulhijah.

Dalam perjalanan Nabi Ibrahim dan Ismail untuk melaksanakan perintah allah sangatlah banyak godaannya. Namun, setan-setan yang menggoda itu dikisahkan dilempari batu oleh Ibrahim dan Ismail, dan peristiwa itu dikenal sebagai melontar jumrah dalam ibadah Haji.

Sesampainya di tempat, Nabi Ibrahim mengambil posisi membaringkan Ismail di bongkahan batu, sambil matanya di tutup dan tangannya diikat ke belakang.

Namun, pedang hampir saja dihunus, Malaikat Jibril membawa pesan dari Allah SWT harap mengganti sesembelihan itu dengan binatang. Peristiwa itu yang sekarang kita kenal dengan Ibadah Qurban.

Ketiga, Qurban adalah salah satu bentuk syukur atas karunia yang telah Allah berikan kepada kita. Betapa banyak nikmat yang Allah berikan kepada kita hingga tak terhitung nikmatnya. Maka wajarlah jika kita memberikan apapun baik jiwa maupun harta untuk menegakkan segala bentuk perintahNya.

Keempat, Keikhlasan, kesabaran, dan ketulusan kepada perintah Allah dan RasulNya adalah inti dari kedekatan dengan Allah swt. (QS. Ash-Shaffat [37]: 102-107).

Nabi Ibrahim sebagaimana diketahui oleh kita semua adalah bergelar Khalilullah (kekasih Allah). Karena memang ia benar-benar mencintai Allah minded 100% diatas duniawi. Itulah uswah yang diajarkan Nabi Ibrahim kepada kita sebagai umat Nabi Muhammad Saw.

Keikhlasan, Kesabaran dan ketulusan dalam menjalankan segala perintah Allah sangatlah berarti, karena sesungguhnya inilah inti dari sebuah ibadah.

Kelima, Ketaqwaan kitalah yang akan sampai kepada Allah. Artinya bahwa dalam Islam ketaqwaan sangatlah berarti, karena ketaqwaanlah yang menyebabkan kita dekat dengan Allah dan amal kita diterima oleh Allah swt.

“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah, Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepadamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS Al-Hajj [22]: 37).

Demikian sahabat Mang Geo, pesan singkat Qurban, mudah-mudahan tulisan ini sangat bermanfaat.

Selamat Menunaikan Ibadah Qurban,
Selamat Hari raya I’edul Adha 1423 H

Mang Geo, Alumni Aqiqah dan Filsafat Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Kini menjadi Pengurus Pesantren Yatim Dhuafa Al Kasyaf Bandung.