5 Alasan Penulis Pemula Mengapa Tidak Segera Menulis?

oleh

BANDUNG SENTRA PUBLIKASI INDONESIA — Berikut adalah lima alasan yang membuat penulis pemula enggan segera mulai menulis. Mau tahu apa saja? Simak ulasan berikut.

1. Nggak Punya Ide
Kalau mau jujur, ide bertebaran di mana-mana. Pikiran yang melalang buana ke mana saja adalah ide. Kesulitan menulis atau keengganan menulismu pun bisa menjadi ide brilian.

Masalah yang kamu hadapai adalah ide. Berita yang kamu baca adalah ide. Iklan yang berseliweran juga bisa menjadi ide.

Pertanyaannya,

Seberapa peka kamu menangkapnya sebagai ide lalu mengeksekusinya menjadi sebuah tulisan?

2. Nggak Punya Laptop
Keterbatasan bukanlah alasan. Nggak punya laptop? Masih punya gawai kan? Nah, biar gawaimu nggak cuma untuk gulir media sosial, mendingan mulai nulis aja. Sebarin manfaat ke lebih banyak orang. Intinya selagi ada kemauan di sana ada jalan.

3. Nggak Ada Waktu
Setiap kita punya waktu 24 jam dalam sehari. Tidak ada yang kurang, tidak ada yang lebih. Apa yang membedakanmu yang gini-gini aja dengan mereka yang karyanya sudah beredar di mana-mana?

Bedanya adalah mereka menyempatkan waktu untuk terus berkarya. Tidak menunggu waktu luang. Juga tidak memperbanyak alasan yang ujung-ujungnya nggak nulis nulis.

4. Cuma Ikut-Ikutan Teman
Tanda kedewasaan seseorang adalah mampu menentukan pilihan atas dasar rasionalitas dan bertanggung jawab atas segala pilihan yang diambil.

Jadi, kalau mau menulis sekadar ikut-ikutan mendingan benerin dulu niatnya. Menulislah karena alasan terkuat dalam dirimu.

5. Hamba Kesempurnaan
Tulisan pertama adalah sampah. Berhenti jadi hamba yang selalu menuntut kesempurnaan dalam setiap tulisan.

Menulis adalah proses. Seiring berjalannya waktu, tulisanmu akan semakin baik. Selagi mau belajar dan terus berlatih.

Dari kelima alasan di atas, yang manakah yang menjadi penghalang dirimu untuk mulai menulis? Temukan penyebabnya, temukan juga alasan kuat untuk terus menulis. Doa saya semoga segala cita terutama menjadi penulis segera tercapai.

Muhammad Amin, dosen muda Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) UIN Sunan Gunung Djati Bandung