2 Cara Gunakan Kaidah Bahasa dalam Latihan Menulis Karya Ilmiah

oleh

Wahyudin Darmalaksana, Kelas Menulis Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung

 

SENTRA PUBLIKASI INDONESIA-BANDUNG

Ada dua hal sekaligus yang dapat diperoleh dari latihan menulis karya ilmiah. Yaitu, latihan menuangkan gagasan dan sekaligus latihan penggunaan kaidah bahasa. Tulisan ini berusaha memaparkan penggunaan kaidah bahasa dalam latihan menulis karya ilmiah.

Kaidah subjek, predikat, objek, dan keterangan yang disingkat SPOK penting diperhatikan dalan latihan menulis. Apabila penulis berusaha memperhatikan SPOK, maka tulisannya pasti mudah dipahami oleh pembaca. Jadi mengapa SPOK penting diperhatikan, yakni agar tulisan mudah dipahami.

Akan tetapi, penulis bisa saja kesulitan mengontrol SPOK dalam tulisannya. Karena ada kalanya penuturan gagasan disampaikan dengan menggunakan kalimat pasif. Contoh kalimat pasif, mobil diperbaiki ayah. Sehingga penulis boleh saja tidak terlalu mengontrol SPOK karena yang paling penting adalah penuturan kalimat mudah dipahami oleh pembaca. Dengan demikian, kata kuncinya adalah kalimat mudah dipahami oleh pembaca.

Bagaimana menulis kalimat agar mudah dipahami oleh pembaca. Yaitu, “mendengarkan.” Tulislah sebuah kalimat lalu dengarkan. Apabila sebuah kalimat sulit dipahami oleh penulisnya sendiri pada saat didengarkan, maka dapat dipastikan kalimat tersebut sulit pula dipahami oleh pembaca. Oleh karena itu, perbaiki kalimatnya hingga saat didengarkan menjadi mudah dipahami. Jadi tulislah dan dengarkanlah, apakah sebuah kalimat sulit dipahami ataukah mudah dipahami.

Berikutnya adalah paragraf. Paragraf adalah upaya penulis menyampaikan informasi atau gagasan. Penyampaian informasi atau gagasan bisa dengan cara deduktif maupun induktif. Deduktif berarti dari umum ke khusus. Sebaliknya, induktif berarti dari khusus ke umum. Silakan pilih apakah paragraf deduktif atau induktif, keduanya sama saja. Akan tetapi, karya ilmiah biasanya dipenuhi oleh paragraf-paragraf deduktif. Penulis karya ilmiah biasanya memulai dengan sorotan utama. Lalu penjelasan-penjelasan dari sorotan utama tersebut. Dan di akhir adalah kesimpulan sebuah paragraf. Hal yang perlu digarisbawahi menurut para penulis ahli yaitu “satu paragraf adalah satu adegan.”

Para penulis ketika membuat paragraf hendaknya mengupayakan bahwa satu paragraf adalah satu adegan. Bagaimana agar beberapa adegan tidak bertumpuk dalam satu paragraf. Caranya adalah selesaikan satu adegan lalu beralih ke paragraf berikutnya untuk menuturkan adegan lain. Tentu saja adegan yang satu dan adegan yang lain dalam beberapa paragraf sepatutnya memiliki keterhubungan yang saling terkait. Sehingga keseluruhan paragraf sejak awal sampai akhir membentuk sebuah alur cerita.

Menulis karya ilmiah pada dasarnya adalah bercerita. Bila sebuah karya ilmiah memiliki alur cerita yang kuat, maka dipastikan karya tersebut diminati pembaca. Akan tetapi, bagaimana latihan membuat alur cerita yang kuat dalam karya ilmiah akan disajikan nanti di kesempatan lain.