15 Jurnal PTKI yang Terindeks Scopus, Ada UIN Bandung

oleh

SENTRA PUBLIKASI INDONESIA-JAKARTA

Kualitas penelitian dan jurnal ilmiah di lingkungan Kementerian Agama melalui Ditjen Pendidikan Islam kian terus menoreh prestasi internasional. Saat ini, Diktis Kemenag mencatat ada lima belas Jurnal Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) yang sudah terindeks Scopus.

Mengutip laman Kemenag, Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Muhammad Ali Ramdhani, mengibaratkan jurnal dan riset seperti permainan bola, dan capaian kualitas jurnal adalah golnya. Hasil-hasil riset yang bagus akan dipublikasikan pada jurnal yang bagus pula. Jika jurnalnya berkualitas, artinya hasil riset yang dipublikasikan juga bagus.

“Maka, seberapa banyak artikel yang terpublikasi dan seberapa banyak peraihan jurnal internasional bereputasi itu merupakan cetakan angka gol yang diraihnya,” ungkap guru besar UIN Bandung ini.

Koordinator Subdit Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Suwendi, menuturkan kontribusi akademik stakeholder PTKI melalui riset dan jurnal internasional terus meningkat. Kerja-kerja strategis selama ini mulai membuahkan hasil. “Melalui riset dan publikasi jurnal ini, kita semakin menguatkan atas capaian jumlah dosen untuk meraih jabatan akademik guru besar. Sebab, aspek riset dan publikasi inilah yang seringkali oleh sebagian dosen belum memenuhinya,” ungkap Suwendi.

Menurutnya, dengan terindeksnya JIIF di Scopus, sudah ada 15 jurnal PTKI yang masuk kategori status jurnal internasional bereputasi dan terakreditasi pada Sinta-1, yaitu:

  1. Journal of Indonesian Islam (JIIs), UIN Sunan Ampel, Surabaya Jawa Timur;
  2. Indonesian Journal of Islam and Muslim Societies (IJIMS), IAIN Salatiga Jawa Tengah;
  3. Qudus International Journal of Islamic Studies (QIJIS), IAIN Kudus, Jawa Tengah;
  4. Al Jami’ah, UIN Sunan Kalijaga Daerah Istimewa Yogyakarta;
  5. Studia Islamika, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;
  6. Journal of Islamic Architecture, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Jawa Timur;
  7. Jurnal Al-Ahkam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;
  8. Jurnal Samarah UIN Ar-Raniri Banda Aceh;
  9. Islam Guidance and Counseling Journal IAIM-NU (Institut Agama Islam Ma’arif Nahdlatul Ulama) Metro Lampung;
  10. Al-Ihkam, IAIN Madura, Jawa Timur;
  11. Jurnal Psikohumaniora, UIN Walisongo, Semarang, Jawa Tengah;
  12. Jurnal Ilmiah Syariah (JURIS), UIN Mahmud Yunus, Batusangkar, Sumatera Barat;
  13. Ulumuna: Journal of Islamic Studies, UIN Mataram, Nusa Tenggara Barat;
  14. Jurnal Pendidikan Islam, UIN Sunan Gunung Djati, Bandung; dan
  15. Jurnal Ilmiah Jurnal Ilmiah Islam Futura (JIIF, UIN Ar-Raniry Banda Aceh.

Rektor UIN Sunan Gunung Djati, Bandung, Mahmud, mengaku bangga memiliki jurnal terindeks Scopus. Sebab, banyak manfaat yang didapat. Dosen yang mau menjadi guru besar akan terbantu. Reputasi akademik perguruan tinggi terdongkrak. Hasil-hasil riset dibaca banyak orang di dunia.

“Pokoknya, banyak hal yang didapat dari indeks Scopus itu. Capaian indexing Scopus itu bukan sekadar alat ukur reputasi jurnal, tapi alat ukur kinerja lembaga secara umum. Scopus memberikan potret bahwa di sebuah kampus itu ada semangat. Ada kebersamaan. Ada manajemen. Ada keinginan. Ada perencanaan. Dan, ada juga fulus yang dialokasikan,” pungkasnya.